Pelapisan Polistiren untuk Quartz Crystal Microbalance (QCM) Immunosensor Studi Kasus Immobilisasi BSA
Main Author: | Saputri, SilviaNike |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/160202/ |
Daftar Isi:
- Quartz Crystal Microbalance (QCM) adalah suatu transduser yang popular diantara beberapa metode immunosensing , hal ini disebabkan karena transduser tersebut mudah digunakan, murah, dan mempunyai respon secara real time untuk mendeteksi biomolekul. Dalam hal ini, QCM berfungsi sebagai biosensor. Untuk dapat digunakan sebagai biosensor, QCM harus dilapisi agar tidak bereaksi dengan air dan dapat mengadsorpsi biomolekul dengan baik. Pada penelitian ini, permukaan QCM dilapisi oleh polistiren. Pelapisan polistiren pada permukaan QCM juga berfungsi untuk melakukan immobilisasi BSA pada permukaan kristal. Pelapisan polistiren dilakukan dengan metode spray coating dan spin coating untuk immobilisasi BSA. Metode spray coating dilakukan dengan menggunakan alat semprot ( air brush ) sedangkan metode spin coating dilakukan dengan menggunakan alat spin coater yang memutar QCM dengan kecepatan tertentu. Lapisan polistiren mengimmobilisasi BSA secara adsorpsi fisika. Dengan metode spray coating , pada konsentrasi BSA 0,5 mg/ml menghasilkan perubahan frekuensi sebesar 279 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 187 ng, konsentrasi BSA 1 mg/ml perubahan frekuensi sebesar 338,5 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 227 ng, konsentrasi BSA 1,5 mg/ml perubahan frekuensi sebesar 568,5 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 381 ng, konsentrasi BSA 2 mg/ml perubahan frekuensi sebesar 705 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 473 ng, dan konsentrasi BSA 2,5 mg/ml perubahan frekuensi sebesar 1628,5 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 1093 ng. Sedangkan dengan metode spin coating , pada konsentrasi BSA 0,5 mg/ml menghasilkan perubahan frekuensi sebesar 237,5 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 159 ng, konsentrasi BSA 1 mg/ml perubahan frekuensi sebesar 284 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 200 ng, konsentrasi BSA 1,5 mg/ml perubahan frekuensi sebesar 311 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 191 ng, konsentrasi BSA 2 mg/ml perubahan frekuensi sebesar 401,5 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 292 ng, dan konsentrasi BSA 2,5 mg/ml perubahan frekuensi sebesar 483,5 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 357 ng. Pelapisan menggunakan metode spin coating menghasilkan permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan metode spray coating . Tingkat kekasaran permukaan mempengaruhi adsorpsi BSA. Permukaan yang kasar menangkap BSA lebih banyak pada celah-celah yang menghasilkan perubahan frekuensi yang besar pula. Modifikasi UV dilakukan pada permukaan kristal yang telah terlapisi polistren metode spin coating . Permukaan kristal yang telah terlapisi polistiren tersebut dipaparkan pada UV selama 2 jam. Pada metode spin coating dengan paparan UV selama dua jam, konsentrasi BSA 0,5 mg/ml menghasilkan perubahan frekuensi sebesar 270 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 180 ng, konsentrasi BSA 1 mg/ml perubahan frekuensi sebesar 291,5 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 195 ng, konsentrasi BSA 1,5 mg/ml perubahan frekuensi sebesar 329 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 220 ng, konsentrasi BSA 2 mg/ml perubahan frekuensi sebesar 430 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 288 ng, dan konsentrasi BSA 2,5 mg/ml perubahan frekuensi sebesar 465,5 Hz dengan massa BSA yang terserap sebesar 312 ng. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya radiasi UV dengan intensitas kecil yang terpapar pada permukaan lapisan polistiren, tidak ada efek signifikan yang terjadi pada immobilisasi BSA.