Ekstraksi Lilin Tebu (Saccharum officinarum L.) dari Blotong dengan Metode Ultrasonik dan Saponifikasi Lilin dalam Menghasilkan Polikosanol
Main Author: | Yuliatun, Simping |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/160132/ |
Daftar Isi:
- Lilin tebu ( Saccharum officinarum L.) telah menjadi perhatian karena memiliki kandungan senyawa polikosanol yang bermanfaat untuk kesehatan sebagai penurun kadar kolesterol dan menghambat sintesis kolesterol. Ekstraksi dengan metode ultrasonik dikenal lebih cepat dengan hasil yang tinggi. Namun demikian ekstraksi lilin tebu menggunakan metode ultrasonik belum pernah dilaporkan. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari proses ekstraksi lilin tebu dari blotong menggunakan ultrasonik dan mempelajari pengaruh saponifikasi lilin tebu terhadap perolehan hasil polikosanol. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Penelitian tahap I adalah ekstraksi lilin tebu secara ultrasonik dipelajari pengaruh jenis pelarut (propanol, butanol, benzol, toluena, iso-oktana) dan waktu ekstraksi (10, 20 dan 30 menit) terhadap perolehan lilin tebu dan kandungan polikosanol. Analisis kandungan polikosanol dilakukan dengan kromatografi lapis tipis. Data penelitian diolah dengan statistik menggunakan analisis sidik ragam dalam Rancangan Acak Lengkap dengan faktorial dalam dua kali ulangan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Penelitian tahap II adalah saponifikasi lilin tebu dipelajari pengaruh jenis basa (NaOH, KOH, Ba(OH) 2 ) dan waktu reaksi (30, 60 dan 90 menit) terhadap perolehan rendemen dan polikosanol. Analisis kandungan polikosanol dilakukan dengan kromatografi gas. Analisis gugus fungsional dari lilin tebu diamati dengan spektroskopi infra merah (FTIR). Data penelitian diolah dengan statistik menggunakan analisis sidik ragam dalam Rancangan Acak Lengkap dengan faktorial dalam dua kali ulangan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil. Penelitian tahap III adalah ekstraksi polikosanol dari lilin tak tersaponifikasi menggunakan etilmetil keton dipelajari fraksi ekstraksi, jenis basa (NaOH, KOH, Ba(OH) 2 ) dan waktu saponifikasi (30, 60 dan 90 menit) terhadap perolehan rendemen dan polikosanol. Ekstraksi dilakukan menggunakan etilmetil keton untuk mengetahui distribusi polikosanol sebagai dasar untuk pemurniannya. Analisis kandungan polikosanol dilakukan dengan kromatografi gas. Data penelitian diolah dengan statistik menggunakan analisis sidik ragam dalam Rancangan Acak Lengkap dengan faktorial dalam dua kali ulangan dilanjutkan uji jarak Duncan. Hasil penelitian Tahap I. Jenis pelarut berpengaruh beda nyata terhadap perolehan rendemen lilin tebu dan polikosanol. Semakin meningkat waktu ekstraksi semakin meningkat perolehan rendemen lilin tebu dan kadar polikosanol. Waktu ekstraksi memberikan pengaruh yang beda nyata terhadap rendemen lilin tebu. Perlakuan terbaik ekstraksi lilin tebu dari blotong secara ultrasonik pada penelitian ini menggunakan pelarut toluena, waktu ekstraksi 30 menit menghasilkan rerata rendemen lilin tebu 8,16% dan rerata kadar polikosanol diperoleh 43,79%. Hasil penelitian Tahap II. Hidrolisis ester menggunakan basa NaOH dan KOH lebih baik daripada Ba(OH) 2 . Proses reaksi saponifikasi lilin tebu dapat diamati dengan analisis FTIR. Saponifikasi lilin tebu dapat meningkatkan kadar oktakosanol sebesar 4,60% dari 2,82% menjadi 7,42%. Kadar polikosanol meningkat 6,32% dari 24,04% menjadi 30,36% akibat saponifikasi. Kondisi perlakuan terbaik untuk saponifikasi lilin tebu pada penelitian ini menggunakan basa NaOH dengan waktu reaksi 90 menit berturut-turut menghasilkan rerata rendemen 59,74%, rerata kadar polikosanol 32,47% dan rerata kadar oktakosanol 10,34%. Hasil penelitian Tahap III. Ekstraksi lilin tak tersaponifikasi dengan etilmetil keton dapat meningkatkan rerata kandungan polikosanol dari 35,75% menjadi 43,51%. Polikosanol cenderung berada pada fraksi terlarut dalam pelarut etilmetil keton.