Produksi Bioetanol dari Molase oleh Saccharomyces cerevisiae Pembentuk Flok (NCYC-1195) (Kajian Konsentrasi Substrat, pH, dan Konsentrasi Thiamin)
Main Author: | Nurnasari, Elda |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/160108/ |
Daftar Isi:
- Sumber energi saat ini banyak berasal dari bahan baku fosil yang jumlahnya semakin menipis. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mendapatkan sumber energi terbarukan. Banyak penelitian yang mengarah pada pemanfaatan energi yang berasal dari sumber energi terbarukan, salah satunya adalah etanol. Produksi bioetanol secara efisien dapat diperoleh dengan beberapa cara yaitu bahan baku yang murah dan ketersediaannya melimpah, seleksi mikroorganisme yang sesuai, dan proses fermentasi yang optimal. Salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan untuk produksi bioetanol adalah molase atau tetes tebu. Saccharomyces cerevisiae masih sebagai mikroorganisme yang sesuai untuk mengkonversi glukosa menjadi etanol. Saccharomyces cerevisiae pembentuk flok memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan S. cerevisiae non flok. Sel S. cerevisiae non flok membutuhkan proses sentrifugasi untuk memisahkan sel dari medium fermentasi sehingga akan menambah biaya produksi bioetanol. Proses sentrifugasi tidak perlu dilakukan apabila digunakan Saccharomyces cerevisiae pembentuk flok karena sel memiliki kemampuan memisah dari medium fermentasinya. Kemampuan flokulasi ini dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi konsumsi energi selama proses pemisahan sel dari medium Selain faktor ketersediaan bahan dan jenis strain, faktor lingkungan dan kondisi fermentasi juga berpengaruh terhadap hasil fermentasi. Konsentrasi substrat dan pH medium merupakan dua faktor penting yang mempengaruhi produksi etanol karena berhubungan dengan metabolisme dan kemampuan hidup sel. Sedangkan penambahan vitamin dan nutrisi juga diperlukan untuk mengoptimalkan sintesis etanol di dalam sel. Salah satu vitamin yang diperlukan Saccharomyces cerevisiae pembentuk flok adalah thiamin atau vitamin B1. Thiamin berfungsi sebagai koenzim untuk piruvat dekarboksilase yang memiliki peran penting dalam sintesis etanol. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu optimasi konsentrasi substrat, pH dan konsentrasi thiamin. Setiap tahap terdiri dari tiga perlakuan yang berbeda. Tahap pertama yaitu konsentrasi substrat, terdiri dari 40; 80; dan 120 g/L. Hasil terbaik pada penelitian pertama akan digunakan untuk penelitian tahap kedua yaitu optimasi pH yang terdiri dari pH 4.5; 5.0; dan 5.5. Hasil terbaik pada penelitian kedua akan digunakan untuk penelitian tahap ketiga yaitu optimasi konsentrasi thiamin yang terdiri dari tiga konsentrasi thiamin yaitu 0,1; 0,2; dan 0,3 g/L. Pengamatan dilakukan setiap 12 jam sekali selama 72 jam dan dilakukan analisa OD, berat sel kering, total gula dan produksi etanol. Hasil penelitian diperoleh produksi etanol tertinggi pada konsentrasi substrat 80 g/L sebesar 34,80 g/L, yield produk (etanol) 0,55 g etanol/g substrat dengan efisiensi fermentasi sebesar 107,09%. Penambahan thiamin sebesar 0,1 g/L dapat mempercepat pembentukan etanol di jam ke-36 yakni sebesar 13,3 g/L dengan efisiensi fermentasi sebesar 91,72%. Kata kunci: molase, Saccharomyces cerevisiae pembentuk flok, bioetanol