Daftar Isi:
  • PT. Murni Mapan Makmur merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi plastik yang berlokasi di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Dalam proses produksi plastik inner perusahaan tersebut, masih terdapat defect yang dihasilkan yaitu seal rusak, permukaan kasar dan terdapat mata ikan, jarak antara seal dan ujung plastik tidak sesuai standar, potongan antar plastik masih menyatu, sobek atau pecah, dan ketebalan plastik tidak sesuai. Untuk mengurangi jumlah defect yang dihasilkan dalam produksi plastik inner di PT. Murni Mapan Makmur, maka perlu adanya upaya yang dilakukan untuk mengurangi jumlah defect dan meningkatkan kualitas dari plastik inner yang diproduksi. Sehingga perlu diketahui jenis defect potensial yang mempengaruhi jumlah defect, nilai level sigma, kapabilitas proses, serta penyebab terjadinya defect tersebut yang kemudian dapat diberikan rekomendasi perbaikan guna mengurangi jumlah defect produk plastik inner di PT. Murni Mapan Makmur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Six Sigma mengacu pada siklus DMAI (Define, Measure, Analyze, Improvement). DMAI digunakan untuk memperbaiki proses yang difokuskan untuk mengurangi cacat sebagai upaya menuju zero defect. Pada tahap define dilakukan penentuan jenis defect potensil dan CTQ, pada tahap measure dilakukan perhitungan nilai level sigma dan kapabilitas proses, selanjutnya dilakukan tahap analyze dengan menggunakan tools dari Six Sigma yaitu diagram sebab akibat, FMEA dan RPN untuk mengetahui penyebab defect mana saja yang paling berpengaruh dan menjadi prioritas, kemudian pada tahap improvement diberikan rekomendasi yang sesuai. Hasil penelitian menggunakan analisis diagram sebab akibat, FMEA dan RPN, didapatkan penyebab defect yang paling berpengaruh dan menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan untuk setiap jenis defect yaitu pada jenis defect seal rusak disebabkan karena operator melakukan kesalahan setting dan posisi heater tidak seimbang, pada jenis defect kasar dan mata ikan disebabkan karena bahan baku biji plastik daur ulang kotor dan lembab, serta pada jenis defect jarak antara seal dan ujung plastik tidak sesuai standar disebabkan karena operator melakukan kesalahan setting dan pengatur jarak seal goyang. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu checklist, melakukan training, mengganti jenis bahan baku daur ulang yang digunakan dengan jenis pellet, dan mengganti mur pada bagian pengatur jarak seal dengan menggunakan doublenut.