Optimasi mesin Automatic Feeding and Sealing untuk mengurangi jumlah kebocoran kemasan sari buah dan meningkatkan produktivitas dengan Objective Matrix (OMAX) dan Response Surface Methodology

Main Author: Hadi, Yuswono
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/159793/
Daftar Isi:
  • CV. Segar Buah Hutama adalah salah satu produsen minuman sari buah dari Kota Batu. Dalam proses produksinya, UKM ini menggunakan mesin Automatic Feeding and Sealing untuk mengemas minuman sari buah dalam cup. Berdasar pengukuran produktivitas parsial menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) didapatkan nilai produktivitas rata-rata per Januari - September 2013 adalah 261. Faktor utama yang mempengaruhi produktivitas adalah jumlah produk cacat/rusak yang dihasilkan oleh mesin. Proporsi terbesar dari produk cacat adalah produk bocor, yakni 73.7 %, dan proporsi terbesar penyebab downtime mesin dari keseluruhan penyebab downtime adalah produk bocor, yakni 23.8 %. Sehingga upaya peningkatan produktivitas difokuskan pada mengurangi jumlah produk bocor pada kemasan minuman sari buah. Implementasi Response Surface Methodology akan dilakukan untuk menentukan setting temperatur optimal mesin berdasarkan jenis cup yang digunakan, guna mengurangi jumlah produk bocor. Variabel bebas yang digunakan adalah jenis cup yang digunakan, temperatur heater I dan temperatur heater II. Sedangkan variabel terikat adalah jumlah produk bocor pada periode waktu tertentu. Desain eksperimen full factorial 2k dilakukan dengan menggunakan Central Composite Design. Dari pengolahan data didapatkan koefisien prediktor untuk setiap cup adalah sebagai berikut Cup A ; Y = -23.92 X1 – 22.65 X2 + 0.023 X1X2 + 0.034 X12 + 0.032 X22 + 6001.109. Cup B ; -23.77 X1 - 22.57 X2 + 0.023 X1X2 + 0.035 X12 + 0.032 X22 + 5945.04 dan Cup C ; -23.80 X1 - 22.48 X2 + 0.023 X1X2 + 0.035 X12 + 0.032 X22 + 5935.705. Usulan penggunaan cup dan setting temperatur optimal guna mengurangi jumlah produk bocor, berturut-turut adalah : Cup A, dengan temperatur heater I 256.9 oC dan temperatur heater II 258.48 oC. dengan prediksi jumlah produk bocor adalah 0.86. Cup B dengan setting temperatur heater 255.03 oC dan 257.85 oC dan prediksi jumlah produk bocor sejumlah 3.24. Cup C dengan setting temperatur heater 255.95 oC dan 256.29 oC dengan prediksi jumlah produk bocor sejumlah 7.83. Setelah setting tersebut diujicobakan ke mesin, maka didapatkan proporsi jumlah produk cacat dan produk rusak dari total keluaran adalah 0.048 % dan 0.016 %. Sedangkan nilai produktivitas yang didapatkan adalah 855, jauh diatas rata-rata bulan sebelumnya.