Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Jurusan Di SMA Berdasarkan Multiple Intelligence Menggunakan Teknik Multi-Attribute Decision Making (MADM)

Main Author: Ahsan, Mohammad
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/159658/
Daftar Isi:
  • Kecerdasan anak (siswa) dapat diperlihatkan lewat banyak cara baik itu melalui kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisik (kemampuan motorik) atau lewat cara sosial-emosional. SMA memiliki jurusan IPA, IPS dan Bahasa. Pemilihan jurusan bagi siswa adalah komplek karena melibatkan banyak faktor seperti kemampuan, minat dan bakat. Dalam kenyataannya penjurusan sering didasarkan pada nilai raport SMP/Mts dan nilai ujian nasional untuk bidang matematika, pengetahuan sosial dan bahasa. Menginat kesulitan para siswa dalam menentukan jurusan maka diperlukan bantuan sistem pendukung keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sistem pendukung keputusan dan mengetahui performa metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang diintegrasikan dengan tes multiple intelligence. Penambahan tes multiple intelligence pada metode SAW digunakan untuk menentukan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Penelitian dilakukan dengan 13 kriteria yaitu Nilai Ujian Nasional, Minat atau pilihan siswa, Pilihan orang tua, Alasan memilih peminatan, Matapelajaran yang disenangi, Skore IQ, Saran dari Psikolog dan Nilai Tes Multiple Intelligence untuk menentukan 3 alternatif jurusan meliputi IPA, IPS dan Bahasa. Dalam sistem pendukung keputusan jurusan terdapat nilai yang berupa nilai objektif dan subjektif. Nilai kriteria objektif berdasarkan nilai akademik dan kriteria subjektif berdasarkan nilai pembobot. Analisis penelitian meliputi: perbandingan hasil perhitungan manual dengan SPK berdasarkan teknik Multiple-Attribute Decesion Making (MADM), membandingkan performa metode SAW dengan metode AHP dalam hal kecepatan eksekusi proses rekomendasi dan ketepatan hasil akhir sistem dengan rekomendasi lembaga dan psikolog berdasarkan minat siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SAW memiliki ketepatan 83% sesuai dengan pilihan siswa, sedangkan metode AHP memiliki ketepatan 25% sesuai dengan pilihan siswa. Selain itu, metode SAW memiliki tingkat kesesuaian dengan saran psikolog 46% lebih rendah daripada metode AHP yang memiliki kesesuaian 67% dalam hal ketepatan hasil sistem dengan rekomendasi penjurusan seorang psikolog.