Pengukuran Kinerja pada PT. X dengan Menggunakan Metode Performance Prism dan AHP (Analytical Hierarchy Process)

Main Author: Widiyawati, Sri
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/159497/
Daftar Isi:
  • Pengukuran kinerja merupakan proses untuk menentukan seberapa sukses suatu organisasi atau seseorang dalam mencapai tujuan-tujuan. Program pengukuran kinerja yang efektif akan bermanfaat bagi pemakainya apabila dapat menyediakan umpan balik yang membantu manajemen perusahaan dalam mengidentifikasi masalah yang timbul, mengevaluasi dan memecahkannya sehingga dapat berguna untuk mengarahkan pada perbaikan operasi dan kinerja badan usaha. Pengukuran kinerja tingkat korporasi yang lebih komprehensif merupakan tolak ukur penting yang dapat menunjukkan bagaimana performansi perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Performance Prism. Performance Prism merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang menggambarkan kinerja organisasi sebagai bangun 3 dimensi yang memiliki 5 bidang perspektif, yaitu dari perspektif kepuasan stakeholder, kontribusi stakeholder , strategi, proses, dan kapabilitas. Dengan menggunakan Performance Prism , dilakukan identifikasi kebutuhan dan kontribusi stakeholder secara keseluruhan sehingga didapat indikator kinerja dari kriteria strategi, proses dan kapabilitas yang dijadikan tolok ukur perbaikan kinerja. Tahap pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang berisi matriks perbandingan berpasangan sebagai dasar penyusunan bobot kepentingan pada AHP dan kuesioner target pencapaian kinerja sebagai dasar penetapan skor aktual pada OMAX serta penentuan kategori penilaian pada Traffic Light System . Setelah bobot kepentingan dan perhitungan nilai performansi diperoleh, disusunlah rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja PT. X. Hasil dari pengukuran kinerja menggunakan metode performance prism pada penelitian ini didapatkan nilai indeks total sebesar 5,8364 yang masuk dalam kategori kuning, sehingga dapat dinyatakan kinerja perusahaan secara keseluruhan belum memenuhi performa yang diharapkan. Dari hasil analisis diperoleh 79 KPI yang dapat dirumuskan dan dari 79 KPI tersebut, sebanyak 11 KPI atau sekitar 13,92% merupakan KPI yang masuk dalam kategori kritis. Untuk itu, disusunlah rekomendasi perbaikan untuk memperbaiki KPI tersebut dan rekomendasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan secara lebih optimal.