Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added, Earning Per Share, Net Cash Flow dan Debt Equity Ratio terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Otomotif yang Listing di BEI)
Main Author: | Widiati, PutriKurnia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/159363/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sektor otomotif yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor otomotif telah dijadikan salah satu primadona industri oleh Departemen Perindustrian. Penelitian ini menganalisis pengaruh secara simultan, parsial Economic Value Added, Market Value Added, Earning Per Share, Net Cash Flow Dan Debt Equity Ratio Terhadap Return Saham Perusahaan Otomotif yang Listing di BEI. Obyek Penelitian ini Perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI, dengan periode 2007-2010. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) , Earning Per Shae, Net Cash Flow dan Debt Equity Ratio mempunyai pengaruh terhadap return saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial Market Value Added (MVA) , Earning per share, Net Cash Flow mempunyai pengaruh terhadap return saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel Economic Value Added (EVA) dan Debt Equity Ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebaiknya meningkatkan return saham sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Adapun salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan cara menunjukkan kinerja yang baik dengan menghasilkan earning dan Market Value Added yang tinggi karena dapat berpengaruh signifikan terhadap return saham. Jika hanya EPS dan MVA yang menjadi dasar untuk memprediksi return saham , maka sebaiknya perlu dicermati secara hati-hati. Karena ada banyak faktor yang mempengaruhi return saham yang mungkin lebih dominan dari indikator kinerja yang banyak didasarkan atas data historis.