Perbedaan Produktifitas Kambing Peranakan Ettawah (PE) antara Perkawinan Alam dan Perkawinan Inseminasi Buatan (IB) di Ampel Gading Kabupaten Malang

Main Author: Badriyah
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/159014/
Daftar Isi:
  • Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai Desember 2010 di Desa Mulyoasri, Tawang Agung, Argoyuwono dan Wirotaman Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat produktifitas pada sistem perkawinan yang berbeda pada kambing PE di Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk melakukan evaluasi sistem perkawinan yang berbeda terhadap produktifitas kambing PE pada serta sebagai kepijakan penelitian yang akan datang. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah induk Kambing PE terdiri dari 6 macam paritas yang mempunyai catatan lengkap , masih produktif, berumur 2–6 tahun, dengan jumlah ternak 121 ekor yang dikawinkan secara kawin alam, 18 ekor secara IB yang menggunakan straw yang berasal dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah surv e i . Variabel yang diamati adalah berat lahir, berat sapih , litter size, kematian anak kambing pra sapih , days open (DO) dan kidding interval . Data yang diperoleh ditabulasi kemudian dihitung persentase , rata-rata dan simpangan bakunya yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisis ragam satu arah ( one way lay out ) menggunakan software GenStat release 12 .2. Hasil penelitian menunjukkan nilai kidding interval dan days open kambing PE di Ampelgading Kabupaten Malang sebesar 259 + 21,64 hari dan 112,3 + 30,27 hari pada perkawinan alam sedangkan pada perkawinan IB sebesar 253 + 18,77 hari dan 104,4 + 21,32 hari. Rataan litter size 1,83 + 0,56 ekor untuk perkawinan alam dan 2,39 + 0,92 ekor pada hasil perkawinan IB, dengan berat lahir dan berat sapih anak kambing hasil perkawinan alam sebesar 3,48 + 0,52 kg dan 16,20 + 1,63 kg sedangkan pada perkawinan IB sebesar 3,13 + 0,65 kg dan 16,50 + 1,80 kg. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perkawinan IB berpengaruh terhadap liiter size dan berat lahir tetapi tidak berpengaruh terhadap berat sapih, kidding interval dan days open pada kambing PE dan perkawinan IB belum dapat meningkatkan produktivitas kambing PE di Kecamatan Ampelgading karena beragamnya sampel yang digunakan. Disarankan untuk meningkatkan produktivitas ternak kambing PE perlu dilakukan perbaikan manajemen pemeliharaan serta dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan umur dan paritas yang sama.