Studi Sitogenetik Untuk Deteksi Karakteristik Kromosom Pada Kambing Boer, Kambing Peranakan Etawah Serta Hasil Silangannya
Main Author: | Putri, ArdyahRamadhinaIrsanti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/159011/ |
Daftar Isi:
- Karyotyping merupakan metode untuk menganalisa profil dari kromosom. Analisis kromosom pada kambing telah banyak dilakukan pada berbagai varian di seluruh dunia, akan tetapi pada kambing di Indonesia, khususnya pada kambing PE dan keturunan hasil persilangan kambing PE dan kambing Boer belum pernah dianalisa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat struktur, bentuk dan jumlah kromosom, mengetahui perbedaan pola banding berdasarkan intensitas pita kromosom serta melihat hubungan kekerabatan berdasarkan similaritas antara kambing Boer, kambing PE, dan hasil silangannya berdasarkan profil kromosom serta karakter fenotipnya, sehingga dapat menjadi data dasar ketiga kambing tersebut secara genetik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif. Tahapan proses karyotyping yaitu (1) preparasi dan kultur sel darah, (2) Sinkronisasi dan pemanenan hasil kultur darah, (3) Perlakuan hipotonik dan fiksasi sel, (4) Pembuatan preparat, (5) Pewarnaan G-Banding, dan (6) Analisis profil kromosom kambing. Metode analisis yang digunakan mengacu pada standar karyotyping kambing domestik yang menggunakan sampel sel darah (whole blood/ limfosit) dengan pewarnaan G-Banding. Hasil mikrofotografi kemudian dianalisis dengan menggunakan tool Complete band karyotyping system/ cytovision image ver 4.5.1, kemudian ditentukan letak dan susunan kromosom berdasarkan standar karyotyping. Selain pengamatan pada kromosom, dilakukan pula pengamatan secara fenotip pada kambing PE, kambing Boer, dan hasil silangannya yang meliputi; panjang tanduk, lebar kepala, panjang kepala, panjang telinga, lebar telinga, panjang total, panjang badan, lingkar dada, lebar dada, panjang leher, panjang ekor, bobot, panjang kaki depan, lingkar kaki depan atas, lingkar kaki depan bawah, panjang kaki belakang, lingkar kaki belakang atas, lingkar kaki belakang bawah, warna mata, warna di kepala, tipe tanduk, janggut, bentuk telinga, dan bentuk muka. Analisis hubungan kekerabatan berdasarkan nilai similaritas dari kromosom kambing yang diperoleh dianalisis kluster dengan menggunakan software PAST berdasarkan karakter morfologi/fenotip dan intensitas dari pola pita kromosom. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kromosom pada kambing Boer, kambing PE, dan hasil silangannya berjumlah 60 (2n) atau 30 (n). Persentase harga numerik posisi sentromer (HNPS) atau indeks sentromer menunjukkan bahwa kromosom X dari kambing PE betina bernilai 34,02%, sedangkan kromosom X dari kambing Boer dan hasil silangan Boer dan PE jantan bernilai 22,07% dan 19,34% berturut-turut yang menunjukkan bentuk kromosom subtelosentrik. Persentase HNPS kromosom Y dari kambing Boer dan hasil silangan Boer dan PE bernilai 46,54% dan 46,84% yang menunjukkan bahwa kromosom Y tersebut berbentuk submetasentrik. Nilai rasio q dan p (R) pada kromosom kelamin X pada PE, Boer, dan hasil silangannya sebesar 2,15, 1,17 dan 1,14. Kambing PE memiliki persentase panjang relatif kromosom (PRK) autosom antara 1% hingga 2,53%, sedangkan pada kambing Boer dan hasil silangan Boer dan PE, nilai PRK untuk autosom adalah 0,24% hingga 2,83% dan 0,74% hingga 2,89%. Persentase PRK dari gonosom kambing PE adalah 1,65%, kambing Boer 1,97% untuk viii kromosom X dan 0,45% untuk kromosom Y, dan untuk kambing hasil silangan Boer dan PE sebesar 2.10% untuk kromosom X dan 0,39% untuk kromosom Y. Kambing PE memiliki rasio 2,15 pada kromosom X, pada kambing Boer rasio lengan p dan q pada kromosom X adalah 3,62 dan kromosom Y adalah 1,12, sedangkan pada kambing hasil silangan Boer dan PE rasio yang diperoleh untuk kromosom X adalah 4,39 dan kromosom Y adalah 1,14. Berdasarkan intensitas pita kromosom, kemiripan antara kambing Boer dan hasil silangan Boer dan PE sebesar 87% dan sebesar 83% bila dibandingkan dengan kambing PE. Berdasarkan nilai similaritas karakter fenotip juga menunjukkan bahwa kambing Boer dan hasil silangan Boer dan PE memiliki similaritas yang lebih dekat (92%) bila dibandingkan dengan kambing PE (87%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah, kromosom pada kambing Boer, kambing PE, dan hasil silangannya menunjukkan jumlah kromosom sebanyak 60 (2n) dengan 29 pasang autosom berbentuk akrosentrik dan sepasang kromosom kelamin XX berbentuk subtelosentris untuk betina dan bentuk kromosom X subtelosentris Y submetasentris untuk jantan. Berdasarkan intensitas pola pita banding, kambing Boer dan hasil silangan Boer dan PE menunjukkan hubungan kekerabatan yang lebih besar, yaitu sebesar 87% dan sebesar 83% bila dibandingkan dengan kambing PE. Berdasarkan karakter fenotip, hubungan kekerabatan antara kambing Boer dan hasil silangan Boer dan PE sebesar 92%. Sehingga baik berdasarkan intensitas pola pita kromosom maupun karakter fenotip hasil silangan dari kambing Boer dan PE lebih banyak diturunkan dari kambing Boer dibandingkan dengan kambing PE.