Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dan Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Desa Pondokagung, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang

Main Author: Mutisari, Rini
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/158959/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini penting dilakukan sebagai upaya dalam mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga petani di sekitar hutan. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah laporan Badan Pusat Statistik (2010) yang menyatakan bahwa pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 31 juta jiwa, dan sepertiga dari total tersebut merupakan penduduk yang tinggal di sekitar dan di dalam kawasan hutan. Selain itu masyarakat di sekitar hutan juga mempunyai permasalahan seperti kondisi lahan pertanian yang marginal, terbatasnya lapangan pekerjaan, dan terbatasnya keterampilan. Hal ini menyebabkan mereka terpaksa menjarah kawasan hutan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dan untuk mengurangi dampak dari penjarahan kawasan hutan, maka pada tahun 2004 pemerintah mencanangkan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Terkait dengan Perpres No. 63 Tahun 2008 tentang Dewan Ketahanan Pangan, yang menyatakan bahwa Kementerian Kehutanan merupakan salah satu pihak yang berperan dalam terwujudnya ketahanan pangan, maka program PHBM yang merupakan program yang bekerja di bawah Kementerian Kehutanan mempunyai potensi untuk meningkatkan ketahanan masyarakat sekitar hutan. Tujuan umum di dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana program PHBM meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga petani di sekitar hutan. Berdasarkan tujuan umum tersebut, dijabarkan tujuan khusus sebagai berikut: (1) Menganalisis tingkat partisipasi petani di dalam program PHBM; (2) Menganalisis kontribusi pendapatan usahatani di lahan PHBM terhadap pendapatan rumah tangga petani; (3) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan usahatani di lahan PHBM; (4) Menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani peserta PHBM. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja di Desa Pondokagung Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Dari populasi sebesar 298 petani PHBM diambil sampel sebanyak 33 responden. Dimana metode penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling. Sementara metode pengumpulan data meliputi wawancara dengan metode food recall survey, observasi serta studi literatur. Selanjutnya metode analisis data yang digunakan meliputi: untuk tujuan pertama dalam menganalisis tingkat partisipasi petani didasarkan pada tingkat kehadiran petani dalam rapat perencanaan dan pelaksanaan, serta kegiatan petani di lahan hutan yang kemudian diukur dengan menggunakan skala Likert; untuk tujuan ketiga digunakan metode regresi linier berganda; tujuan keempat yaitukondisi ketahanan pangan rumah tangga digunakan perhitungan AKE, AKP, dan PPH. Hasil dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1. Tingkat partisipasi petani di dalam program PHBM di Desa Pondokagung rata-rata tergolong rendah dengan skor rata-rata sebesar 4,5. Tingkat partisipasi yang rendah ini dikarenakan tingkat partisipasi petani di tahap perencanaan dan pelaksanaan juga rendah. 2. Usahatani yang dikerjakan di lahan PHBM di Desa Pondokagung memberikan kontribusi yang tinggi atau sekitar 73 persen terhadap pendapatan rumah tangga petani. Dimana terdiri dai pendapatan usahatani sebesar 49,15 persen dan pendapatan luar usahatani (peternakan) sebesar 24,34 persen. 3. Faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap tingkat pendapatan usahatani di lahan PHBM adalah produksi usahatani dan luas lahan yang berarti bahwa semakin tinggi produksi usahatani yang diperoleh dan luas lahan yang digunakan maka tingkat pendapatan yang diterima juga akan semakin tinggi. Sementara itu faktor berpengaruh nyata negatif adalah biaya pupuk dan tenaga kerja, dimana berarti bahwa semakin tinggi biaya pupuk dan tenaga kerja maka pendapatan usahatani yang diterima akan semakin kecil demikian juga sebaliknya. Sedangkan tingkat partisipasi petani di dalam program PHBM tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan usahatani yang diterima petani. 4. Rata-rata kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani peserta PHBM di Desa Pondokagung termasuk dalam kondisi yang tahan pangan. Dimana hal ini ditunjukkan dengan skor AKE yang termasuk dalam kategori tahan pangan yaitu mencapai 84,49% kebutuhan AKE normatif, skor AKP yang termasuk dalam kategori tidak tahan pangan yaitu mencapai 74,67% kebutuhan AKP normatif, dan skor PPH yang termasuk dalam kategori tahan yaitu sebesar 61,86. Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Pondokagung, Kecamatan Kasembon yaitu sebagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan petani perlu digiatkan kembali pertemuan antara pihak Perhutani dan masyarakat, sehingga aliran informasi masih tetap terjaga.Selain itu perlu dilakukan penyuluhan tentang ketahanan pangan, informasi pangan dan gizi, khususnya pada kaum ibu-ibu yang mempunyai peran penting dalam terwujudnya ketahanan pangan rumah tangga.