Respon Imun Mencit (Mus musculus) Terinfeksi Staphylococcus aureus Setelah Pemberian Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

Main Author: Mufidah, Zumrotul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/158952/
Daftar Isi:
  • Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia. Agen infeksi dapat diperankan oleh bakteri S. aureus yang merupakan bakteri patogen gram-positif yang bersifat invasif dan mampu menyebabkan berbagai penyakit pada hewan dan manusia. S. aureus dapat menyerang dan bertahan hidup di dalam sel epitel termasuk sel endotel, sehingga sulit dikenali oleh sistem pertahanan tubuh. Infeksi S. aureus menjadi masalah yang serius karena meningkatnya resistensi bakteri terhadap berbagai jenis antibiotik, sehingga diperlukan langkah alternatif dengan pemberian obat-obatan pencegah penyakit infeksi dari bahan alam. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai herbal adalah M. citrifolia . Beberapa bahan aktif yang terdapat dalam buah M. citrifolia diduga mampu berperan sebagai imunomodulator. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui respon imun mencit yang diinfeksi bakteri S. aureus melalui perubahan kuantitatif jumlah relatif sel neutrofil (Gr-1) pada sumsum tulang, sitokin IFN-γ dari sel T CD4 + (CD4 + IFN-γ + ) dan subset limfosit T (sel T CD4 + , CD8 + , CD4 + CD25 + , CD4 + CD62L + ) pada limpa setelah pemberian ekstrak buah M. citrifolia . Mencit dibagi menjadi dua kelompok, kelompok Non infeksi yaitu tanpa infeksi S. aureus dan kelompok infeksi dengan diinfeksi S. aureus . Pada masing-masing kelompok terdiri dari kontrol, dosis 1 (25 mg/kg BB), dosis 2 (100 mg/kg BB), dosis 3 (300 mg/kg BB). Pemberian ekstrak buah M. citrifolia dilakukan selama 20 hari setiap pagi dan injeksi bakteri S. aureus dilakukan pada hari ke 21 dengan konsentrasi 10 9 sel/ml. Jumlah relatif sel neutrofil (Gr-1 + ), sitokin IFN-γ + dari sel T CD4 + (CD4 + IFN-γ + ) dan subset sel T (sel T CD4 + , CD8 + , CD4 + CD25 + , CD4 + CD62L + ) dihitung menggunakan software BD FACSCaliburTM Flowcytometer. Data dianalisis menggunakan Two way ANOVA (p 0.05) melalui program SPSS 16 for windows . Hasil penelitian menunjukan bahwasannya pemberian ekstrak buah M. citrifolia dapat mempengaruhi jumlah relatif sel neutrofil (Gr-1 + ), sitokin IFN-γ + dari sel T CD4 + (CD4 + IFN-γ + ), dan subset sel T (sel T CD4 + , CD8 + , CD4 + CD25 + ) pada kelompok perlakuan non infeksi dan infeksi S. aureus . Pemberian ekstrak buah M. citrifolia dosis 25 mg/kg BB dan 100 mg/kg BB dapat meningkatkan jumlah relatif sel neutrofil (Gr-1 + ) dan sitokin IFN- γ + dari sel T CD4 + (CD4 + IFN-γ + ), dan subset sel T (sel T CD4 + , CD8 + , CD4 + CD25 + ) pada kelompok non infeksi. Hal ini diduga karena adanya senyawa aktif pada buah M. citrifolia yang dapat berfungsi sebagai mitogen. Pemberian ekstrak buah M. citrifolia dosis 300 mg/kg BB dapat meningkatkan jumlah relatif sel neutrofil (Gr-1 + ) dan sitokin IFN- γ + dari sel T CD4 + tetapi menurunkan jumlah relative subset sel T. Pemberian ekstrak buah M. citrifolia dosis 25 mg/kg BB, 100 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB pada mencit yang diinfeksi S. aureus dapat meningkatkan jumlah relatif sel neutrofil (Gr-1 + ) dan menurunkan jumlah relatif sitokin IFN- γ + dari sel T CD4 + (CD4 + IFN-γ + ), dan subset sel T (sel T CD4 + , CD8 + , CD4 + CD25 + ). Hal ini dikarenakan adanya senyawa aktif pada buah M. citrifolia yang berperan sebagai anti-inflamasi.