Model Pertumbuhan Padi Hitam pada Sawah Organik di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang
Main Author: | Budiman |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/158932/ |
Daftar Isi:
- Tingginya permintaan beras hitam terutama oleh konsumen yang peduli kesehatan telah mendorong petani untuk menanam padi hitam secara organik. Dilaporkan bahwa produksi padi hitam masih rendah dan belum mencukupi permintaan konsumen lokal. Usaha optimalisasi pertumbuhan dan produksi padi hitam pada sawah organik menjadi kebutuhan mendesak untuk dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakter habitat dan pertumbuhan dua varietas padi hitam dalam sistem sawah organik di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang dan menyusun model statistika mutivariat untuk menjelaskan interaksi antara variabel internal tanaman dan eksternal secara simultan yang berpengaruh pada pertumbuhan padi hitam. Penelitian eksploratif deskriptif ini dilaksanakan pada satu musim tanam bulan November 2011 hingga Juli 2012. Pengambilan contoh padi hitam, tanah dan air dilakukan bulan November 2011 hingga Maret 2012 pada dua lahan pertanian padi hitam organik di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang dengan tiga ulangan yang dilakukan menggunakan metode purposive sampling . Dua varietas padi hitam dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur (Laka dan Woja Laka) diamati pertumbuhannya pada empat periode tumbuh, yaitu fase vegetatif (umur 10-30 hari setelah tanam (hst), 40-45 hst dan 60-66 hst), pembentukan dan pengisian malai (umur 70-80 hst dan 90-95 hst) dan pematangan biji (umur 104-106 hst). Pada setiap periode tumbuh tersebut juga diukur variabel-variabel lingkungan meliputi geografi (altitude), iklim mikro (curah hujan, intensitas penyinaran dan suhu), tanah (berat isi, porositas, bahan organik, N, KTK, pH dan konduktivitas), air sawah (pH, konduktivitas, TSS dan TDS) dan vegetasi liar (jenis, biomassa dan % penutupan) serta sistem budidaya (varietas, jarak tanam, dan pemupukan). Data yang diperoleh, ditabulasi kedalam Ms. Excel 2003 dan dianalisis secara statistik deskriptif, cluster analysis dan analisis komponen utama ( biplot analysis ) menggunakan opensource software of PAST untuk menampilkan profil habitat dan pertumbuhan dua varietas padi hitam. Sementara itu, identifikasi variabel-variabel eksternal dan internal yang berkontribusi terhadap pertumbuhan padi hitam diamati melalui model persamaan struktural menggunakan opensource software yaitu SmartPLS . Hasil penelitian menunjukkan bahwa sawah organik kedua varietas padi hitam di Kecamatan Kepanjen memiliki kondisi air sawah, tanah dan iklim yang mendukung untuk pertumbuhan optimal padi. Rata-rata suhu per hari di kedua sawah tersebut berkisar antara 25-26°C dengan curah hujan 1.350 mm per periode tanam. Air pada kedua sawah padi hitam tersebut memiliki pH 6,8-8,4; konduktivitas 130-420 μS.cm-1, TDS 59-410 mg.L-1 dan TSS berkisar antara 59-650 mg.L-1. Tanah memiliki pH 6,0-7,6; konduktivitas 40-163 μS.cm-1, BOT 2,5-5%, kadar N dan KTK tinggi, yaitu berkisar antara 0,24-0,33% dan 36,20-57,83 me.hg-1. Varietas Laka memiliki rumpun lebih tinggi dari pada Woja Laka (105-150 cm), yaitu mencapai 157-200 cm. Walaupun demikian, jumlah anakan dan malai Woja Laka hampir dua kali lipat lebih tinggi dari pada Laka. Dilihat dari jumlah dan berat spikelet serta biomassa vegetatif, varietas Laka lebih unggul dibandingkan Woja Laka. Hasil analisis komponen utama (biplot) dan clustering menunjukkan bahwa sawah Laka yang tidak lagi tergenang ditumbuhi lebih banyak oleh vegetasi liar jenis rumput-rumputan dengan biomassa lebih besar. Sementara itu, berdasarkan karakter pertumbuhannya, Woja Laka dengan karakter rumpun rendah memiliki jumlah anakan yang banyak dibandingkan Laka yang rumpunnya tinggi. Berdasarkan model struktural yang terbentuk (Q 2 = 92,83%), pertumbuhan padi hitam dipengaruhi secara simultan oleh air sawah, tanah, vegetasi liar, umur, sistem budidaya dan varietas. Ketersediaan air sawah meningkatkan pH dan konduktivitas tanah, pertumbuhan vegetatif padi hitam (tinggi rumpun) serta menghambat pertumbuhan vegetasi. Konduktivitas dan pH tanah tinggi menghambat pertumbuhan vegetasi liar. Selanjutnya vegetasi liar, varietas, air sawah dan umur mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman padi hitam, yang akhirnya memberikan pengaruh langsung pada pertumbuhan generatif terutama jumlah spikelet. Untuk memproduksi spikelet dengan jumlah yang banyak diperlukan rekayasa budidaya dengan mengendalikan faktor pembatas pertumbuhan padi hitam yaitu ketersediaan air sawah dan pengendalian vegetasi liar. Untuk penelitian berikutnya, perlu pemodelan lanjutan dengan variasi iklim beberapa periode tanam untuk melengkapi identifikasi faktor pembatas pertumbuhan padi hitam pada setiap musim (kemarau dan penghujan). Selain itu, untuk tujuan optimalisasi pertumbuhan perlu dilakukan pemodelan matematika atau statistika tentang kontribusi faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan padi hitam.