Evaluasi Kinerja Daerah Irigasi Jragung Kabupaten Demak

Main Author: WulandariSrihadiPutri, Eka
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/158905/
Daftar Isi:
  • Kabupaten Demak adalah lumbung padi terbesar ketiga di Jawa Tengah. Pemerintah setempat menyadari betul akan potensi yang dimiliki oleh daerah sehingga sangat mendukung kegiatan yang berhubungan dengan sektor pertanian, karena jumlah daerah yang bermasalah banyak maka penanganan perlu dilakukan dengan skala prioritas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kinerja jaringan irigasi ditinjau dari aspek kondisi fisik dan non fisik sesuai dengan Peraturan Menteri PU no. 32/PRT/M/2007 tentang pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi kemudian mencari skala prioritas rehabilitasi dalam mendukung kinerja jaringan irigasi yang baik. Penelitian berlokasi di Daerah Irigasi Jragung Kabupaten Demak. Daerah irigasi dengan luas 4053 Ha tersebut mendapat suplai air dari Bendung Jragung. Bendung ini terletak di Desa Padang, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan jaringan irigasinya secara keseluruhan berada di Kabupaten Demak. Daerah irigasi ini adalah daerah irigasi tadah hujan. Dalam merencanakan penelitian ini, tahapannya dimulai dari pengumpulan data dan survey lokasi kemudian melakukan perhitungan keseimbangan air menggunakan metode modus dan median untuk menghitung debit andalan dan metode FPR–LPR untuk menghitung debit kebutuhan air, kemudian menghitung indeks kinerja jaringan irigasi Daerah Irigasi Jragung ditinjau dari aspek kondisi fisik dan non fisik sesuai dengan Peraturan Menteri PU no. 32/PRT/M/2007. Berdasarkan analisa perhitungan diketahui bahwa terjadi ketidakseimbangan neraca air dan prosentase kinerja di Daerah Irigasi Jragung sebesar 66.95% sehingga kinerja jaringan irigasi masuk dalam kategori kurang dan perlu perhatian. Upaya peningkatan kinerja jaringan berdasarkan skala prioritas rehabilitasi dengan metode AHP ( Analitycal Hierarcy Process ) maka sebagai prioritas utama adalah Bendung dan Saluran Induk Jragung, selanjutnya Saluran Sekunder Teluk, Saluran Sekunder Sugihwaras, Saluran Sekunder Jragung, Saluran Sekunder Karangsono, Saluran Sekunder Ngumpul, Saluran Sekunder Pamongan dan Saluran Sekunder Panjen. Penggeseran jadwal pola tanam dan penggantian metode penanaman padi dari metode konvensional menjadi metode SRI ( Sistem of Rice Intensification ) dapat menghemat air hingga 53.25 %.