Studi Optimasi Operasi Bendung Sengkaling Akibat Pembangunan PLTMH Sengkaling 2-82 kW
Main Author: | Setiyabudy, EdyGatot |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/158841/ |
Daftar Isi:
- Bendung Sengkaling yang terletak di S. Brantas di Desa Tegal Gondo Kecamatan Karang Ploso Kab. Malang adalah bendung irigasi yang berfungsi untuk mengairi DI Sengkaling Kanan dan Kiri seluas 499 ha. Disamping untuk mengairi DI Sengkaling, Bendung Sengkaling ini juga berfungsi sebagai suplesi bagi Bendung Kadalpang dan Bendung Blobo yang terletak di sebelah hilir bendung, dengan luas DI Kadalpang 1.103 ha, dan DI Molek seluas 3.983 ha dan juga untuk penggelontoran sebagian Kota malang dengan debit maksimum 0,20 m 3 /det. Pada tahun 2008 di saluran induk Sengkaling Kiri telah dibangun PLTMH Sengkaling 1-100 kW dengan Q pembangkit maksimum 0,95 m 3 /det dan telah berfungsi dengan baik sampai saat studi ini dilaksanakan. Pada tahun 2012 direncanakan akan dibangun PLTMH Sengkaling 2-82 kW yang teletak di saluran induk Sengkaling Kanan dengan Q pembangkit maksimum 0,90 m 3 /det. Hasil penghitungan debit andalan musim kering dengan keandalan 97,3 % didapatkan bahwa ketersediaan air tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air irigasi dan PLTMH Sengkaling 1-100 kW beroperasi sesuai rencana selama 10 bulan (300 hari) per tahun. Pada kondisi ini intensitas tanam dari total luas daerah irigasi yang mendapat air dari Bendung Sengkaling dan Bendung Kadalpang adalah 201,7 % dengan total luas baku sawah 1.602 ha dan PLTMH Sengkaling 1-100 kW beroperasi hanya 6 bulan. Sedangkan DI Molek yang mendapat air dari Bendung Blobo intensitas tanam eksisting yang ada tidak terpengaruh. Kondisi seperti ini disebabkan bukan karena adanya PLTMH Sengkaling 1-100 kW, tetapi memang karena terbatasnya debit andalan pada musim kering. Beroperasinya PLTMH Sengkaling 2-82 kW pada kondisi ini akan mengurangi intensitas tanam total DI Sengkaling dan DI Kadalpang, dari 201,7 % menjadi 152,0 % dengan lama operasi PLTMH Sengkaling 1-100 kW selama 8 bulan dan PLTMH Sengkaling 2-82 kW 3 bulan. Pengurangan luas tanam terutama pada DI Sengkaling dari rerata luas tanam 499,0 ha menjadi 124,8 ha, sedangkan pada DI Kadalpang mengalami kenaikan dari rerata 578,1 ha menjadi 667,3 ha. Sedangkan hasil perhitungan simulasi dan optimasi pada kondisi debit andalan air rendah (keandalan 75,3 %) kondisi debit andalan air normal (50,7 %) dan kondisi debit andalan air cukup (26,0 %) didapatkan bahwa pengaruh adanya PLTMH Sengkaling 2-82 kW tidak mengurangi intensitas tanam eksisting masing-masing sebesar 254,9 %, 282,9 % dan 299,7 % dan waktu operasi masing-masing PLTMH dapat terpenuhi sesuai dengan rencana. Pada kondisi ini PLTMH Sengkaling 1-100 kW dapat beroperasi ≥ 10 bulan per tahun, sedangkan PLTMH Sengkaling 2-82 kW dapat beroperasi ≥ 7 bulan per tahun. Untuk waktu dan pola tanam alternatif dengan pendapatan maksimum dari operasi Bendung Sengkaling yang meliputi pendapatan dari usaha tani dan produksi energi listrik, perlu adanya perubahan waktu dan pola tanam dari kondisi eksisting: 3.a., menjadi waktu dan pola tanam alternatif, yaitu: waktu dan pola tanam: 2.d., kondisi musim kering dan 1.b., kondisi air rendah pada kondisi waktu dan pola tanam pada studi ini.