Analisis dan Eksperimen Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam
Main Author: | Lailasari, DesintaNur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/158758/ |
Daftar Isi:
- Kebutuhan akan tempat tinggal di Indonesia semakin meningkat, namun tidak diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang seimbang. Oleh sebab itu dicari suatu cara untuk membuat struktur ringan dan kuat, serta biaya yang murah. Pelat beton bertulang bambu lapis styrofoam merupakan kombinasi yang efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut sebagai alternatif pengganti pelat atau komponen non-struktural dan sebagainya. Bambu merupakan bahan yang mudah ditemukan di Indonesia dan memiliki kuat tarik yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai tulangan pada beton menggantikan baja. Styrofoam merupakan bahan plastik yang tersusun dari butiran dengan kerapatan rendah dan mempunyai berat yang ringan. Penambahan styrofoam sebagai lapisan pada pelat beton bertulang bambu bertujuan agar beratnya menjadi lebih ringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan berat akibat penambahan styrofoam pada pelat beton bertulang bambu lapis styrofoam, menganalisis kekuatan lentur dan kekuatan geser pada pelat beton bertulang bambu lapis styrofoam dan menganalisis kekuatan lentur dan geser pada pelat beton bertulang bambu lapis styrofoam yang memiliki campuran spesi dengan penambahan agregat kasar. Penelitian ini dilakukan dengan dua analisis, yaitu analisis secara teoritis dan analisis data eksperimen. Pada pengujian eksperimen dibuat masing-masing 10 buah benda uji untuk uji kuat lentur satu arah, uji kuat lentur dua arah dan uji kuat geser. Ukuran benda uji (40x80x5) cm. Variabel penelitian pada uji eksperimen adalah campuran spesi. Dua variabel campuran spesi adalah spesi 1 (1 semen : 4 pasir) dan spesi 2 (1 semen : 3 pasir : 1 kerikil). Dari hasil analisis teoritis dan analisis data eksperimen dapat disimpulkan penurunan berat akibat penambahan styrofoam pada pelat spesi 1 dan spesi 2 adalah 13,18% dan 9,42%. Kekuatan lentur satu arah hasil analisis teoritis pada spesi 1 dan spesi 2 adalah 393,4 kg dan 394,1 kg sedangkan hasil eksperimen pada pelat lapis styrofoam spesi 1 dan spesi 2 adalah 376,73 kg dan 556,73 kg, pada pelat tanpa lapis styrofoam spesi 1 dan spesi 2 adalah 504,56 kg dan 660,06 kg. Kekuatan lentur dua arah hasil analisis teoritis pada spesi 1 dan spesi 2 adalah 1571,3 kg dan 1573,9 kg sedangkan hasil eksperimen pada pelat lapis styrofoam spesi 1 dan spesi 2 adalah 1046 kg dan 1746 kg, pada pelat tanpa lapis styrofoam spesi 1 dan spesi 2 adalah 2354,4 kg dan 2204,4 kg. Kekuatan geser hasil analisis teoritis pada pelat tanpa lapis styrofoam dan pelat lapis styrofoam spesi 1 adalah 7466,67 kg dan 6088,81 kg, pada spesi 2 adalah 7741,4 kg dan 6312,8 kg sedangkan hasil eksperimen pada pelat tanpa lapis styrofoam dan pelat lapis styrofoam spesi 1 adalah 4375 kg dan 5480 kg spesi 1, pada pelat tanpa lapis styrofoam dan pelat lapis styrofoam spesi 2 adalah 5830 kg dan 5810 kg. Jadi penambahan agregat kasar 20% dari volume campuran dapat menambah kekuatan lentur satu arah 47,78%, kekuatan lentur dua arah 66,92% dan kekuatan geser 27,78% dari kekuatan campuran awal tanpa agregat. Kata kunci : pelat lapis, bambu, lapis styrofoam, kuat lentur, kuat geser.