Model Optimalisasi Pemakaian Kincir Air sebagai Perekayasa Kualitas Air pada Budidaya Tambak Intensif terhadap Biomass Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di BBAP Situbondo Jawa Timur
Main Author: | Kurniawan, Ade |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/158617/ |
Daftar Isi:
- Udang Vannamei ( L. vannamei ) merupakan udang introduksi yang diperkenalkan kepada masyarakat pembudidaya setelah menurunnya produksi udang Windu ( Penaeus monodon ). Perkembangan budidaya udang Vannamei ( L. vannamei ) yang pesat dengan penerapan sistem intensif, menimbulkan sebuah masalah berupa penurunan daya dukung tambak bagi kehidupan ikan atau udang yang diperihara dan meningkatnya kebutuhan oksigen pada tambak tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai optimal jumlah pemakaian kincir air terhadap biomass udang vannamei pada tambak intensif. Penelitian dilakukan di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo – Jawa Timur dengan menggunakan 1 petakan tambak intensif yang mempunyai luas 600 m 2 dan padat tebar udang vannamei 133 ekor/m 2 . Pengamatan dilakukan dengan mengamati proses budidaya udang Vannamei ( L. vannamei ) selama 98 hari, dengan proses pengambilan data yang meliputi data kualitas air, data pakan harian, dan data produksi. Selanjutnya pengamatan terhadap kincir air ( paddle wheel ) dengan mengamati bentuk atau sistem kerja dari kincir air. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sistem dinamis model dan sistem dinamis model yang dipergunakan adalah software @Stella 9.1.4 yang merupakan gambaran atau hubungan interaksi setiap konsep yang dibuat. Adapun tahapan pembuatan model antara lain: penyusunan konsep, pembuatan model, simulasi model, dan validasi model. Dalam penyusunan konsep, dibuat sebuah bagian dari tiap - tiap variabel, dimana tiap - tiap variabel mempunyai parameter yang saling berhubungan yang bertujuan untuk mempermudah menjawab dari tujuan yang telah dibuat. Bagian dari tiap - tiap variabel antara lain: produksi, bahan organik, total kebutuhan oksigen pada tambak, penggunaan kincir air, dan persentase penyerapan oksigen. Selanjutnya, konsep yang telah dibuat dimasukkan ke dalam sebuah modelsistem dinamis kemudian model disimulasikan sesuai dengan keadaan yang riil di Lapangan. Langkah terakhir yaitu validasi model. Hasil yang merupakan kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa nilai optimalisasi dari jumlah pemakaian kincir air di tambak udang dengan luas dan padat tebar udang Vannamei ( L. vannamei ) yang masing - masing bernilai 600 m 2 dan 133 ekor/m 2 yaitu pemakaian 1 kincir air dengan persentase penyerapan oksigen sebesar 24%, 25%, dan 26% yang dihitung menurut tingkat atau stratifikasi kedalaman tambak.