Perbedaan Kadar Interleukin 2 dan Interleukin 13 antara Sindrom Nefrotik Resisten Steroid dan Sindrom Nefrotik Sensitif Steroid pada Anak
Main Author: | Ramadhan, Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/158581/ |
Daftar Isi:
- Sindrom nefrotik kelainan minimal dianggap sebagai penyakit imun mediated . Sel T yang beredar dipostulasikan melepaskan sitokin yang mencapai glomerulus dan menyebabkan peningkatan permeabilitas bagi protein plasma. Bukti tidak langsung hipotesis ini adalah adanya respon cepat terhadap pengobatan steroid sebagai obat penghambat fungsi sel T. Beberapa sitokin yang dikeluarkan sel T di dalam serum diketahui meningkat dan diduga mempengaruhi terjadinya resistensi terhadap terapi steroid. Interleukin 2 dan interleukin 13 kemungkinan memiliki peranan pada pasien sindrom nerotik resisten steroid. Penelitian terhadap sitokin-sitokin terutama IL-2 dan IL-13 yang berperan pada sindrom nefrotik resisten steroid masih sangat terbatas, sehingga mendorong untuk dilakukan penelitian ini. Mekanisme pasti sitokin-sitokin ini menyebabkan terjadinya resistensi terhadap steroid pada sindrom nefrotik sampai saat ini belum dapat dijelaskan. Terbatasnya referensi pada SNRS, membuat penelitian ini sangat memperhatikan hasil penelitian-penelitian pada penyakit imun yang mengalami resisten terhadap glukokortikoid. Penelitian ini bertujuan untuk untuk membuktikan kadar IL-2 dan IL-13 pada sindrom nefrotik resisten steroid lebih tinggi dibandingkan dengan sindrom nefrotik sensitif steroid. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan besar sampel yang digunakan adalah consecutive sampling, didapatkan sebanyak 28 sampel. Dilakukan di Laboratorium/SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Saiful Anwar Malang dan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2011. Menggunakan uji statistik T-test dan uji korelasi Pearson. Subjek penelitian ini adalah penderita sindrom nefrotik idiopatik resisten steroid dan sindrom nefrotik idiopatik sensitif steroid. Kriteria sindrom nefrotik resisten steroid adalah tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis penuh (full dose) 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu. Kriteria sindrom nefrotik sensitif steroid adalah terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis penuh (full dose) 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu. Adapun remisi adalah proteinuria negatif atau trace (proteinuria 4 mg/m2LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu. Kriteria inklusi subjek penelitian meliputi : (1) Tergolong sindrom nefrotik idiopatik, (2) Penderita SNSS dan SNRS, (3) Usia antara 1 sampai 14 tahun, (4) Keluarga penderita mengizinkan anaknya diikutsertakan dalam penelitian setelah diberikan penjelasan (informed consent) . Kriteria eksklusi subjek penelitian : (1) Penderita sindrom nefrotik sekunder, yaitu sindrom nefrotik yang penyebabnya berasal dari luar ginjal seperti terpapar oleh zat kimia/obat-obatan, berasal dari penyakit sistemik seperti: lupus eritematous, purpura Henoch Schonlein , penyakit infeksi seperti malaria, hepatitis, (2) Penderita sindrom nefrotik kongenital/sindrom nefrotik infantil yaitu sindrom nefrotik yang mulai menunjukkan gejala dalam tahun pertama kehidupan. Berdasarkan hasil T-test, kadar IL-2 pada kedua kelompok menunjukkan nilai signifikansi 0.002 yang lebih kecil dari alpha 0.05 ( α =5%). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata kadar IL-2 lebih tinggi dan berbeda signifikan pada kelompok SNRS dibandingkan kelompok SNSS. Kadar IL-13 juga menunjukkan nilai signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari alpha 0.05 ( α =5%), dapat disimpulkan bahwa rata-rata kadar IL-13 lebih tinggi dan berbeda signifikan pada kelompok SNRS dibandingkan kelompok SNSS. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara IL-2 dan IL-13 pada kelompok SNRS dan SNSS digunakan Uji korelasi Pearson. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa antara IL-2 dan IL-13 pada kelompok SNRS (r= -0.632, p=0.005), mempunyai hubungan (korelasi) yang signifikan (p 0.05), dengan arah korelasi yang negatif (karena koefisien korelasi bernilai negatif) dengan keeratan hubungan yang tergolong kuat. Artinya adanya peningkatan IL-13 pada kelompok SNRS akan cenderung diikuti oleh adanya penurunan kadar IL-2 pada kelompok SNRS begitu juga sebaliknya. Dapat diambil kesimpulan, kadar IL-2 lebih tinggi pada SNRS dibandingkan kelompok SNSS.Kadar IL-13 lebih tinggi pada SNRS dibandingkan kelompok SNSS. Terdapat korelasi negatif antara IL-2 dan IL-13 pada kelompok SNRS.