Ekspresi LMP-1 dan BZLF-1 dari EBV terhadap PARP-1 pada Pasien Karsinoma Nasofaring Tipe Tidak Terdiferensiasi

Main Author: Budiningrum, AnggunIndah
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/158480/
Daftar Isi:
  • Infeksi Epstein Barr Virus (EBV) ditemukan pada karsinoma nasofaring (KNF) tipe 3 (karsinoma tidak terdiferensiasi). Dalam perkembangannya pada sel yang diinfeksi, virus ini memiliki dua fase siklus hidup yaitu fase laten dan litik. Fase laten ditandai dengan adanya Latent Membrane Protein 1 (LMP-1) yang diekspresikan pada saat EBV menginfeksi sel epitel nasofaring, sedangkan BamHI-Z Leftward Reading Frame 1 (BZLF-1) merupakan marker fase infeksi litik EBV. Infeksi EBV akan menyebabkan integrasi DNA EBV dengan DNA inang sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan DNA dan kerusakan sel (nekrosis) pada jaringan nasofaring dan akan memicu teraktivasinya Poly(ADP-ribose)Polymerase -1 (PARP-1). Penelitian in bertujuan untuk menganalisis ekspresi LMP-1 dari EBV terhadap ekspresi PARP-1 pada pasien KNF, menganalisis pengaruh over ekspresi PARP-1 terhadap perubahan fase laten ke fase litik yang ditandai dengan ekspresi BZLF-1, dan menganalisis ekspresi protein LMP-1, BZLF-1 dan PARP-1 pada serum penderita KNF. Penelitian dilakukan dengan metode imunofluoresen pelabelan ganda untuk menganalisis ekspresi LMP-1 dan PARP-1 pada jaringan KNF tipe tidak terdiferensiasi. Sampel yang digunakan adalah jaringan KNF dan jaringan polip (pembanding). Ekspresi LMP-1 dan PARP-1 divisualisai dan dihitung menggunakan software fluoview ver 1.7a Confocal Laser Scanning Microscope (CLSM) Olympus pada tiga bidang pandang tiap preparat. Sel yang mengalami kerusakan inti sel (nekrosis) dihitung dengan software CellSens Standard mikroskop BX-53 motorized (Olympus) dengan tiga bidang pandang tiap preparat. Jumlah sel nekrosis dan intesitas ekspresi LMP-1 dan PARP-1 dianalisis menggunakan SPSS 16.0 dengan uji t-tidak berpasangan (α=0,05) dan uji korelasi (α=0,05). Ekspresi LMP-1, BZLF-1, PARP-1 pada serum darah penderita KNF dianalisis dengan metode western blotting dan dianalisis menggunakan software Quantity One Chemidoc XRS Gel Imaging , Biorads untuk mengetahui densitas pita protein. Data densitas pita protein dianalisis menggunakan SPSS 16.0 dengan uji deskriptif untuk mengetahui perbedaan level ekspresi LMP-1, BZLF-1, dan PARP-1 pada serum darah penderita KNF tipe tidak terdiferensiasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi LMP-1 pada pasien KNF relatif lebih tinggi (1068.11 ± 302.04 intensitas/μm) daripada pasien polip (884.97 ± 123.67 intensitas/μm) dan PARP-1 pada pasien KNF relatif lebih tinggi (1535.74 ± 384.93 intensitas/μm) daripada pada polip (1303.07 ± 236.88 intensitas/μm) tetapi tidak berbeda nyata (α0,05). Jumlah sel yang mengalami nekrosis sel pada jaringan KNF dan polip yaitu piknosis 20±10 (KNF) dan 20±9 (polip), karioreksis 438±158 (KNF) dan 297±95 (polip), kariolisis 28±12 (KNF) dan 18±9 (polip). Intensitas ekspresi LMP-1 dan PARP-1 menunjukkan adanya korelasi positif dengan karioreksis tetapi memiliki korelasi negatif dengan piknosis dan kariolisis (α 0,05). Tingginya ekspresi LMP-1 dan PARP-1 pada pasien KNF ini dikarenakan ekspresi LMP-1 memicu karsinogenesis sehingga PARP-1 sebagai enzim proteksi DNA inang mengalami aktivasi untuk mengatasi kerusakan DNA yang ditimbulkan oleh EBV. Protein LMP-1 memiliki berat molekul sekitar 60 kDa dan ditemukan pada pasien KNF dan kontrol sehat. Protein BZLF-1 terekspresi pada dua berat molekul yaitu sekitar 60 dan 35 kDa. BZLF-1 60 kDa ditemukan pada kedua serum KNF dan kontrol sedangkan BZLF-1 35 kDa hanya ditemukan pada serum pasien KNF. BZLF-1 35 kDa sebagai molekul terdegradasi yang berperan dalam fase litik awal. Adanya dua pita protein BZLF-1 dimungkinkan karena adanya proses proteolitik. PARP-1 (55 kDa) hanya terekspresi pada pasien KNF dan Caspase-3 (32 kDa) hanya terekspresi pada kontrol serum sehat.