Hubungan Kadar Interleukin-17 Serum dengan Infeksi Oportunistik Kandidiasis pada Penderita Infeksi HIV/AIDS
Main Author: | Budisaputra, Utama |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/158459/ |
Daftar Isi:
- Latar belakang : Kandidiasis adalah salah satu infeksi oportunistik yang sering ditemukan pada penderita infeksi HIV, bahkan sebelum infeksi oportunistik yang lain timbul. Faktor yang mempengaruhi kerentanan terhadap kandidiasis pada infeksi HIV belum sepenuhnya dimengerti. Interleukin 17 muncul sebagai sitokin yang diketahui berpengaruh terhadap rekrutmen neutrofil pada mukosa, terutama pada kandidiasis. Interleukin 17 diketahui dihasilkan oleh sel Th17 yang diferensiasi nya terganggu pada infeksi HIV. Beberapa penelitian menunjukkan hasil bervariasi mengenai kadar Interleukin 17 pada infeksi HIV. Tujuan : untuk meneliti kadar serum interleukin 17 penderita infeksi HIV dengan dan tanpa kandidiasis. Pasien dan Metode : Sejumlah 43 subyek dilakukan studi secara potong-lintang, data didapatkan dari penderita infeksi HIV yang baru terdiagnosa yang melakukan rawat jalan di poli Tropik Infeksi, poli VCT dan rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar – Malang. Kriteria WHO untuk infeksi oportunistik digunakan dalam diagnosis kandidiasis, sementara serum Interleukin 17 diukur dengan metode ELISA. Hasil : Subyek terbanyak merupakan pria (54%), kelompok usia 31-40 tahun (41,8%), dengan faktor resiko hubungan seksual (81,4%), dan sebagian besar termasuk dalam stadium klinis III (53,5%). Terdapat 11 orang (25,58%) yang tidak didapatkan bukti infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik selain kandidiasis berupa Tuberkulosis paru (32,6%), Tuberkulosis ekstraparu (11,6%), Toksoplasmosis serebri (6,9%). Terdapat perbedaan bermakna antara kadar interleukin 17 serum penderita infeksi HIV dengan kandidiasis dibandingkan yang tidak didapatkan kandidiasis (51,74±18,89 pg/mL vs. 39,69±12,22 pg/mL, p=0,016). Hitung sel limfosit T CD4 absolut juga didapatkan berbeda bermakna antara penderita dengan kandidiasis dibandingkan yang tanpa kandidiasis (207,15±226,24 sel/μL vs. 37,52±70,92 sel/μL, p=0,001). Korelasi kadar Interleukin 17 didapatkan tidak bermakna terhadap hitung sel T CD4 absolut (p=0,075). Kesimpulan : kadar Interleukin 17 yang lebih tinggi didapatkan pada penderita infeksi HIV tanpa kandidiasis, selain hitung sel imfosit T CD4. Namun, kadar interleukin 17 tidak berhubungan dengan hitung sel limfosit T CD4.