Analisis Kadar Monocyte Chemoattractant Protein-1 Urine pada Aktifitas Penyakit, Derajat Kekambuhan dan Terjadinya Kekambuhan Nefritis Lupus di RSSA Malang (Penelitian Longitudinal)

Main Author: Rahmawati
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/158412/
Daftar Isi:
  • Latar Belakang. Nefritis lupus (NL) merupakan manifestasi serius pada lupus eritematosus sistemik (LES). Pemeriksaan urinalisis memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang kurang untuk membedakan aktivitas dan derajat kekambuhan NL. Penelitian berbagai biomarker untuk menilai aktivitas dan derajat kekambuhan NL, diantaranya adalah monocyte chemoattractant protein-1 urine (uMCP-1). Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah uMCP-1 dapat digunakan untuk menilai aktivitas penyakit, derajat kekambuhan dan terjadinya kekambuhan NL. Metode Penelitian. Penelitian dilakukan di RS Dr. Saiful Anwar Malang, diagnosis LES ditegakkan berdasarkan kriteria ARA 1997 dan NL berdasarkan adanya gangguan ginjal menurut ACR. Sampel diambil longitudinal selama 6 bulan. Aktivitas penyakit berdasarkan renal domain SLEDAI score dibagi 2 kelompok aktif dan tidak aktif. Derajat kekambuhan berdasarkan Ohio SLE study (OSS) menjadi 3 kelompok yaitu ringan, sedang dan berat. Pemeriksaan urine lengkap, ureum dan kreatinin dilakukan selama 6 bulan. Kadar uMCP-1 ditentukan dengan metode ELISA dari sampel urine sewaktu. Hasil. Pada penelitian didapat hasil kadar uMCP-1 lebih tinggi pada kelompok NL yang aktif dibanding yang tidak aktif. Secara statistik didapatkan perbedaan yang bermakna kadar uMCP-1 antara kelompok NL yang aktif dan tidak aktif dengan p = 0,004. Hasil uji korelasi antara kadar uMCP-1 dengan renal domain terdapat hubungan yang bermakna p 0,001 dengan kekuatan hubungan sedang (r = 0,532) dan arah hubungan yang positif. Kadar uMCP-1 pada penderita NL yang kambuh lebih tinggi dibandingkan NL yang tidak kambuh, dengan hasil analisis statistik didapatkan perbedaan yang bermakna dengan nilai p = 0,001. Analisis risiko kekambuhan NL dengan peningkatan kadar uMCP-1 didapatkan hasil yang bermakna pada peningkatan dari cutoff point (29,38 ng/ml) dengan nilai p = 0,008, risiko relatif (RR) 2,148 kali dengan sensitivitas dan spesifisitas 65,6% dan 64,2%. Kesimpulan. Terdapat perbedaan bermakna kadar uMCP-1 pada aktivitas penyakit NL yang aktif dan tidak aktif serta terdapat hubungan yang bermakna kadar uMCP-1 dengan renal domain SLEDAI score . Kadar uMCP-1 pada derajat kekambuhan NL juga didapatkan perbedaan yang bermakna dengan analisis risiko terjadi kekambuhan NL pada peningkatan kadar uMCP-1 dari cutoff point .