Pengalaman & Makna Dukungan Sosial Yang Diterima Klien Ketergantungan Napza (Substance Abuse Disorder) Dalam Menjalani Proses Pemulihan Di Kabupaten Sleman
Main Author: | Hidayati, Rizqi Wahyu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/1584/1/BAGIAN%20DEPAN.pdf http://repository.ub.ac.id/1584/2/bab%201.pdf http://repository.ub.ac.id/1584/3/bab%202.pdf http://repository.ub.ac.id/1584/4/bab%203%20fix.pdf http://repository.ub.ac.id/1584/5/bab%204.pdf http://repository.ub.ac.id/1584/6/bab%205%20fix.pdf http://repository.ub.ac.id/1584/7/BAB.VI.pdf http://repository.ub.ac.id/1584/8/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/1584/ |
Daftar Isi:
- Penyalahgunaan NAPZA telah menjadi masalah global, termasuk Indonesia, khususnya Yogyakarta. Propinsi inimemiliki prevalensi tertinggi penyalahguna narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa di Indonesia. Penggunaan tersebut memiliki dampak negatif terhadap kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Sehingga dibutuhkan pemulihan untuk mengembalikan fungsi dan peran individu. Ketika menjalani proses pemulihan dibutuhkan dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pengalaman dalam menjalani proses pemulihan ketergantungan NAPZA selama menerima dukungan social. Design yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologi intepretif. Partisipan diambil dengan menggunakan metode purposive samplingdidapatkan 9 partisipan. Tehnik pengambilan data melalui in depht interviewopen ended question. Analisis datamenggunakan metode Intepretative Phenomenological Analysis (IPA). Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil tema yaitu sebagai berikut: (1) Mencoba menjadi bagian dari dunia NAPZA; (2) NAPZA menguasai diri; (3) Memahami upaya pembebasan NAPZA sepanjang hayat; (4) Menerima cambukan yang menyelamatkan dari keterpurukan; (5) Tidak menjadi bagian dari dunia kehidupan; (6) Merasa dimanusiakan di lingkungan sosial; (7) Mendapat dukungan utuh untuk bangkit dari keterpurukan; (8) Mempertahankan diri dari ego dan lingkungan yang menjerumuskan; (9) Ingin menjadi mandiri untuk bangkit dari keterpurukan; dan (10) Mendapat kepercayaan dan cinta kasih. Hasil didapatkan bahwa dukungan ini diartikan sebagai cambukan yang memiliki makna bahwa ia dapat memberikan rasa tidak nyaman, seperti merasa dipaksa untuk berubah, terlalu sering dinasehati, atau diberikan komentar-komentar negatif. Namun, hal tersebut juga mampu meningkatkan motivasi untuk meningkatkan kualitas hidup selama pemulihan.Penelitian ini hanya mengambil partisipan yang berjenis kelamin laki-laki, sehingga peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggali lebih dalam tentang keterkaitan dukungan sosial dengan isu gender selama menjalani proses pemulihan.