Pioglitazone Menurunkan Sekresi Matrik Metalloproteinase (MMP-9 dan MMP-13) melalui Peningkatan Ekspresi mRNA PPARγ oleh Kondrosit yang Diinduksi IL-1β

Main Author: Murniati, Anis
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/158388/
Daftar Isi:
  • Osteoartritis (OA) merupakan gangguan sendi ditandai adanya ketidakseimbangan antara proses degradasi matrik ekstraseluler dan pembentukan kartilago sendi, sinovitis dan remodelling tulang subchondral. Osteoartritis merupakan penyakit yang kompleks, banyak faktor berperan dalam progresivitas OA diantaranya faktor genetik dan lingkungan dan adanya sitokin pro-inflamasi yang dapat memperparah kerusakan sel kondrosit. Sel kondrosit yang diinduksi IL-1 beta akan menunjukkan tanda-tanda seperti pada OA yaitu terjadi peningkatan kadar MMP-13, MMP-9 dan sitokin proinflamasi lainnya. Proses degradasi matrik ekstraseluler oleh matriks metalloprotein (MMPs) lebih cepat dibandingkan inhibitor endogen MMPs yaitu tissue inhibitor of metalloproteinase (TIMPs) yang menghambat degradasi matrik ekstraseluler. MMP-13 merupakan i μM unolocalized kartilago OA bersama sitokin dan reseptor. MMP-13 adalah enzim utama berperan dalam degradasi tulang rawan. Memiliki target pada kolagen tipe II untuk degradasi tulang rawan, mampu merusak proteoglikan, kolagen tipe IV, IX, osteonectin dan perlecan di kartilago. MMP-9 ternyata juga sebagai aktivator MMP-13. MMP-9 dapat digunakan sebagai target terapi OA sebagai inhibitor MMPs. Penatalaksanaan OA saat ini hanya mengurangi nyeri, belum ada terapi yang dapat mengubah perjalanan penyakit OA. Hal tersebut mendorong penelitian untuk membuat kandidat terapi yang fokus menurunkan kerusakan sendi dan memperbaiki sendi, beberapa penelitian yang sudah dilakukan diantaranya penggunaan kalsitonin, injeksi intraarticular asam hyaluronat, suplemen sendi seperti kondroitin dan glikosamin. Selain terapi tersebut, terdapat kandidat terapi yang masih perlu penelitian lanjutan agar dapat digunakan sebagai obat yaitu pemberian antidiabetes golongan glitazone yaitu pioglitazone. Pioglitazone banyak digunakan untuk terapi diabetes mellitus tipe 2, tetapi masih jarang digunakan untuk terapi OA. Mekanisme kerjanya dengan aktivasi faktor transkripsi melalui PPARγ. PPARγ merupakan suatu ligan yang mengaktifkan faktor transkripsi selanjutnya diikuti aktivasi superfamily reseptor inti. Agonis PPAR γ menghambat peradangan dan mengurangi sintesis dari produk degradasi kartilago baik in vitro maupun in vivo , menurunkan progresivitas lesi kartilago. Selain itu pioglitazone lebih murah, mudah didapat dan memiliki efek samping yang minimal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian pioglitazone terhadap ekspresi PPARγ, sekresi MMP-9 dan MMP-13. Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pemberian IL- 1β human recombinant 10 ng/ml dan pioglitazone dosis 0,1 μM , 1 μM dan 10 μM . Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Proses penelitian dimulai dengan kultur kondrosit cell line dari LONZA, Pengamatan menggunakan mikroskop cahaya untuk melihat perkembangan sel. Pengukuran real time PCR digunakan untuk menilai secara kuantitatif ekspresi mRNA PPARγ , sebelumnya dilakukan isolasi RNA dan sintesis cDNA. Untuk menilai konsentrasi MMP-9 dan MMP-13 diukur dengan ELISA. Pengujian terhadap hasil menggunakan statistik one way anova untuk mengetahui adanya pengaruh, selanjutnya diuji post hoc untuk mengetahui besarnya perbedaan pengaruh dan dilanjutkan uji korelasi regresi. Hasil penelitian didapatkan p erbedaan ekspresi mRNA PPARγ oleh kondrosit dengan perlakuan IL1β dan pioglitazon dengan berbagai dosis. Ekspresi mRNA PPARγ kultur kondrosit normal sebesar 6,11. Ekspresi mRNA PPARγ pada kultur kondrosit diinduksi IL- 1β sebesar 0,64. Ekspresi mRNA PPARγ kultur kondrosit diinduksi IL- 1β