Efek Hipoglikemik Biskuit Mengandung Polisakarida Larut Air Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennts.) atau Gembili (Dioscorea esculenta) dan Alginat pada Tikus Diabetes Mellitus
Main Author: | Hartono, MainoDwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/158361/ |
Daftar Isi:
- Pola makan yang tidak sehat seperti makanan cepat saji dan tinggi kalori berdampak pada timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus (DM). Sebagian besar penderita DM dibatasi dalam mengkonsumsi bahan pangan, baik jumlah maupun jenisnya untuk mengendalikan kestabilan kadar gula darah. Salah satu alternatif agar penderita DM bisa mengkonsumsi bahan pangan secara normal adalah pengembangan produk pangan yang mempunyai efek hipoglikemik dan berkhasiat obat ( medicinal foods ), namun sampai saat ini belum tersedia secara komersial. Umbi Dioscorea mengandung polisakarida larut air (PLA) yang terbukti menimbulkan efek hipoglikemik, baik PLA gadung maupun gembili. Melihat manfaat dan potensinya, PLA dapat digunakan sebagai bahan nutrifikasi pada pengembangan produk pangan yang memiliki fungsi pengobatan, khususnya bagi penderita DM. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan produk biskuit yang mengandung PLA gadung atau gembili dengan alginat sehingga diharapkan mempunyai efek hipoglikemik. Selain sebagai pembentuk gel, alginat terbukti menimbulkan efek hipoglikemik sehingga dapat digunakan sebagai pembanding dengan PLA terhadap efek hipoglikemik yang ditimbulkan. Diharapkan dengan mengkonsumsi biskuit yang memiliki efek hipoglikemik, kadar gula darah penderita DM tidak mengalami peningkatan, bahkan akan mengalami penurunan. Proses penelitian meliputi ekstraksi PLA gadung atau gembili, pembuatan biskuit yang mengandung PLA gadung atau gembili dengan alginat dan uji bioassay potensi penurunan kadar gula darah. Proses ekstraksi PLA menggunakan metode fermentasi ragi tempe, karena ekstrak PLA yang diperoleh menimbulkan efek hipoglikemik yang lebih baik dibanding metode lainnya. Ekstrak PLA yang diperoleh dianalisa rendemen dan karakteristiknya, meliputi kadar air, abu, lemak, protein, karbohidrat by different , pati, serat kasar dan warna. Ekstrak PLA dan alginat selanjutnya digunakan sebagai bahan nutrifikasi pada pembuatan biskuit. Pembuatan biskuit yang mengandung PLA gadung atau gembili dengan alginat menggunakan kombinasi PLA gadung:alginat atau PLA gembili:alginat 1:0, 0:1 dan 1;1 dengan rasio penambahan 10% basis terigu. Diperoleh enam jenis produk biskuit yang memiliki formula berbeda, yaitu biskuit non PLA, biskuit PLA gadung, biskuit PLA gembili, biskuit PLA gadung dengan alginat, biskuit PLA gembili dengan alginat, dan biskuit alginat. Produk biskuit yang diperoleh dianalisa karakteristiknya meliputi analisa proksimat (kadar air, abu, lemak, protein, karbohidrat by different dan serat kasar), analisa fisik (tekstur dan warna) dan uji organoleptik (warna, aroma, rasa dan tekstur). Biskuit selanjutnya digunakan untuk uji bioassay potensi penurunan kadar gula darah. Uji bioassay potensi penurunan kadar gula darah meliputi: (a) uji Meal Tolerance Test (MTT), untuk mengetahui ketahanan terhadap peningkatan kadar gula darah tikus setelah mengkonsumi biskuit; (b) uji efek hipoglikemik, untuk mengetahui penurunan kadar gula darah pada tikus diabetes; dan (c) analisa Short Chain Fatty Acid (SCFA) Caecum , untuk mengetahui peran asam lemak rantai pendek dalam membantu proses penurunan kadar gula darah. Uji statistik pada uji MTT dan efek hipoglikemik dengan metode Rancangan Tersarang ( Nested design ) yang terdiri dari dua faktor. Faktor I adalah kelompok tikus yang diberi perlakuan pakan dan faktor II adalah waktu pengambilan darah untuk analisa kadar gula darah tikus. Data dianalisa dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA) metode Rancangan Tersarang yang dilanjutkan uji BNT pada α=5%. Hasil penelitian menunjukkan urutan tertinggi produk biskuit dalam menghambat peningkatan kadar gula darah (uji MTT) dan dalam menurunkan kadar gula darah diabetes (uji efek hipoglikemik) adalah biskuit alginat, biskuit PLA gadung dengan alginat, biskuit PLA gembili dengan alginat, biskuit PLA gadung, biskuit PLA gembili dan biskuit non PLA. Biskuit PLA gadung lebih baik dibanding biskuit PLA gembili, baik dalam menghambat peningkatan kadar gula darah (30,18% dan 33,13%) maupun menurunkan kadar gula darah tikus diabetes (38,60% dan 35,46%). Produk biskuit yang mampu menurunkan kadar gula darah diabetes menjadi normal adalah biskuit alginat (88,22 mg/dL), biskuit PLA gadung dengan alginat (102,24 mg/dL) dan biskuit PLA gembili dengan alginat (105,69 mg/dL). Kadar SCFA yang dihasilkan dengan urutan terbesar adalah asam asetat, asam propionat dan asam butirat. Kadar asam asetat dan propionat dari biskuit PLA gembili biskuit PLA gadung biskuit alginat. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nutrifikasi PLA gadung atau gembili dengan alginat pada pembuatan biskuit efektif untuk menghambat peningkatan kadar gula darah dan efektif menurunkan kadar gula darah tikus diabetes. Produk biskuit yang mengandung PLA gadung atau gembili dengan alginat menimbulkan efek hipoglikemik sehingga berpotensi sebagai bahan pangan untuk pengobatan ( medicinal foods ), khususnya bagi penderita DM.