Karakterisasi Antibodi Monoklonal terhadap bZP3 (Mab–bZP3) untuk Pengembangan Imunokontrasepsi Wanita

Main Author: Kurniawan, Dedy
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/158261/
Daftar Isi:
  • Laju pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini sudah memasuki tahap yang sangat menghawatirkan yang menyebabkan banyak masalah kependudukan seperti menigkatnya angka penganguran, kemiskinan dan kriminalitas. Salah satu upaya pemerintah yang dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah program keluarga berencana. Salah satu bagian dari program keluarga berencana adalah penggunaan kontrasepsi, namun hal ini kurang efektif karena banyak efek samping yang ditimbulkan. Sehingga banyak dikembangkan metode kontrasepsi alternatif salah satunya imunokontrasepsi. Imunokontrasepsi merupakan penghambatan fertilisasi melalui proses immunologis. Pengembangan imunokontrasepsi pada wanita banyak dikembangkan dengan menggunakan antibodi terhadap protein zona pellusida diantaranya b ZP3. Pemilihan ZP3 dikarenakan protein ini merupakan reseptor utama dalam proses fertilisasi. Selama ini antibodi yang digunakan masih berupa antibodi poliklonal yang memiliki spesifitas yang kurang sehingga perlu diupayakan peningkatan kualitas antibodi dengan penggunaan antibodi monoklonal. Dalam penelitian ini bertujuan meningkatkan kualitas antibodi terhadap b ZP3 dengan memproduksi dan mengkarakterisasi antibodi monoklonal terhadap b ZP3 ( Mab–b ZP3). Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan penelitian yaitu Tahap1. Koleksi dan produksi b ZP3 dimana oosit dipecah dengan fine pipet kemudian isolat b ZP diisolasi dengan metode elektroelusi. Tahap2 Produksi antibodi Monoklonal terhadap b ZP3 ( Mab- bZP3) menggunakan teknik hibridoma. Tahap3 Karakterisasi antibodi Monoklonal terhadap b ZP3 ( Mab-b ZP3) menggunakan metode ELISA, Dot Blotting , Western Blotting , Imunohistokimia, dan uji pengikatan reseptor spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan karakter antibodi monoklonal terhadap b ZP3 ( Mab-b ZP3) yang disintesis oleh sel hibridoma dengan cairan ascites. Dimana Mab-b ZP3 yang disintesis cairan ascites memiliki titer lebih tinggi dengan nilai absorbansi sebesar 0,042 dibandingkan dengan Mab-b ZP3 yang disintesis oleh sel hibridoma dengan nilai absorbansi sebesar 0,038. Mab-b ZP3 dari cairan ascites memiliki spesifitas yang lebih tinggi dan dapat mengenali molekul b ZP3 sampai pengenceran 1:5000 sedangkan sintesis sel hibridoma hanya dapat mengenali sampai pengenceran 1:2500 melalui uji imunobloting. Berdasarkan hasil Western blotting terlihat bahwa antibodi monoklonal yang diproduksi pada penelitian ini memiliki spesifitas yang tinggi terbukti hanya mengenali molekul b ZP3. Antibodi monoklonal terhadap b ZP3 ( Mab-b ZP3) dapat mengenali oosit spesies mamalia lainnya dalam hal ini oosit kambing. Antibodi monoklonal terhadap b ZP3 ( Mab-b ZP3) dapat menghambat interaksi antara b ZP3 dengan reseptor pada spermatozoa melalui uji pengkiatan reseptor spermatozoa.