Modulasi Sistem Immun Lokal dan Sistemik pada Mencit (Mus musculus) BALB/c Pasca Paparan Asap Kretek Berfilter Divine
Main Author: | Albab, FatmaAyatiliulil |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/158205/ |
Daftar Isi:
- Filter Divine merupakan salah satu aplikasi sains nanomaterial pada bidang medis sebagai alternatif solusi permasalahan toksisitas rokok dan terapi. Filter Divine mampu memediasi transformasi asap rokok sehingga dihasilkan partikel asap dengan ukuran nanometer dan bersifat sebagai scavenger. Transformasi dapat memberikan perbedaan karakter fisikokimiawi dan mempengaruhi karakter biologis nanopartikel yang dihasilkan, sehingga perlu dilakukan karakterisasi interaksinya dengan sistem biologis. Secara umum, nanopartikel diketahui dapat memodulasi sitem immun, baik pada rute administrasi lokal utama, maupun secara sistemik akibat kemampuan translokasinya menuju sirkulasi limfatik dan darah. Akan tetapi, studi interaksi nanopartikel dengan sistem immun pada penelitian yang ada, menunjukkan modulasi yang inkonsisten dan masing-masing jenis nanopartikel memiliki tipe modulasi yang berbeda. Interaksi tersebut perlu diketahui sehingga didapatkan immunomodulasi yang tepat dan menghindari immunotoksisitas. Data terkait hal tersebut pada aplikasi filter Divine pada rokok tipe kretek masih belum tersedia. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan modulasi sistem immun innate dan sistem immun adaptif pada paru (lokal), spleen dan darah perifer (sistemik) yang meliputi modulasi kuantitatif dan kualitatif serata potensinya dalam menimbulkan alterasi histologis paru pada mencit pasca paparan asap rokok tipe kretek berfilter Divine, sehingga dapat diberikan gambaran interaksinya secara holistik. Penelitian eksperimental ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 ulangan. Mencit BALB/c jantan dibagi atas kelompok tanpa paparan (kontrol positif) dan kelompok dengan paparan asap rokok kretek (33 mg Tar dan 2.3 mg Nikotin) berfilter biasa (kontrol negatif), berfilter Divine : B, DE dan DF. Dosis paparan yang digunakan adalah asap mainstream dari 4 batang rokok/hari (pagi-sore) selama 3 hari dan dipaparkan secara whole body exposure dengan bantuan smoking pump berkecepatan 0.23 m/s. Sehari pasca paparan terakhir dilakukan pengambilan darah perifer untuk analisis darah lengkap. Dilakukan sectio pada mencit untuk mengambil organ paru dan spleen . Paru lobus kiri difiksasi dengan PFA 4% untuk dibuat preparat HE dan dilakukan analisis histologi sesuai metode D`hulst et al. (2005). Dilakukan analisis flowcytometry pada paru lobus kanan serta spleen pada populasi sel Gr-1 + , T CD4 + , T CD8 + , B220 + , CD62L + dan sel Treg CD4 + CD25 + . Uji kualitatif dilakukan dengan uji aktivasi limfosit dari organ spleen melalui uji ekspresi sitokin secara in vitro. Data kuantitatif dianalisis dengan uji one-way ANOVA (p 0.05) dengan uji lanjut Tukey HSD menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Dilakukan analisis cluster