Pengaruh Ekstrak Buah Delima Merah (Punica Granatum) Terhadap Penurunan Kadar Tnf-Α Dan Kadar Il-6 Pada Kultur Huvecs Yang Dipapar Plasma Penderita Preeklampsia

Main Author: Ambarwati, Dewi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/158087/
Daftar Isi:
  • Angka kematian ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan. Salah satu penyebab peningkatan angka kematian ibu disebabkan oleh preeklampsia. Preeklampsia mempunyai karakteristik adanya disfungsi endotel. IL-6 dan TNF-α adalah sitokin proinflamasi dengan multifungsi, dan merupakan marker dari proses aktivasi imun dan disfungsi endotel. Kultur HUVECs yang dipapar dengan plasma penderita preeklampsia berat/eklampsia memiliki efek sitotoksik terhadap sel endotel dan menyebabkan keadaan stres oksidatif pada HUVECs. Stres oksidatif merupakan keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara prooksidan dan antioksidan. Ketidakseimbangan ini berkaitan dengan peningkatan kadar ROS yang berlebihan. ROS merupakan mediator penting pada proses inflamasi. Ketidakseimbangan antara sitokin proinflamasi dengan antiinflamasi terkait dengan patogenesis pada preeklampsia. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa buah delima merah ( Punica granatum ) mengandung antioksidan dan antiinflamasi yang tinggi. Sehingga diduga dapat bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya preeklampsia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis ekstrak buah delima merah ( Punica granatum ) terhadap kadar IL-6 dan TNF-α pada kultur HUVECs yang dipapar plasma penderita preeklamsia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain adalah true experimental dengan pendekatan posttest only control group design . Sampel menggunakan kultur HUVECs yang dipapar dengan plasma penderita preeklampsia berat 2%. Selanjutnya sampel dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (HUVECs dipapar plasma ibu hamil normal); Kelompok kontrol positif (HUVECs dipapar plasma penderita preeklampsia berat/PEB); Kelompok perlakuan 1 (HUVECs dipapar plasma PEB dan ekstrak buah delima merah 14 ppm); Kelompok perlakuan 2 (HUVECs dipapar plasma PEB dan ekstrak buah delima merah 28 ppm); Kelompok perlakuan 3 (HUVECs dipapar plasma PEB dan ekstrak buah delima merah 56 ppm). Inkubasi dilakukan selama 24 jam kemudian dilakukan pemeriksaan kadar TNF-α dan kadar IL-6. Pemeriksaan kadar TNF-α dan kadar IL-6 menggunakan Human Elisa kit. Analisa statistik menggunakan SPSS 19, kemudian dilakukan uji komparasi dengan independent sample t test, uji Anova One Way dan uji korelasi Pearson . Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan yang bermakna kadar TNF-α dan kadar IL-6 pada kultur HUVECs yang dipapar dengan plasma PEB dibandingkan dengan kultur HUVECs yang dipapar dengan plasma ibu hamil normal (p 0,005). Berdasarkan hasil uji Anova one way terdapat perbedaan yang bermakna (p dari rerata kadar TNF-α dan kadar IL-6 dari kelompok kontrol positif dan 3 kelompok perlakuan). Pemberian ekstrak buah delima merah berbagai dosis berpengaruh bermakna dengan penurunan kadar TNF-α dan kadar IL-6 berdasarkan hasil uji LSD, sedangkan uji korelasi pearson antara kadar IL-6 dan TNF-α pada kelompok HUVECs yang dipapar plasma PEB ada hubungan yang bermakna (p-value 0,012) dan didapatkan nilai koefisien korelasi yang kuat yaitu 0.631. Nilai positif menunjukkan ada hubungan yang seiring, jika IL-6 meningkat maka TNF-α jg akan meningkat, demikian pula sebaliknya. Ada hubungan yang bermakna antar ekstrak buah delima merah berbagai dosis dengan kadar IL-6 ( p-value =0.005) dan juga dengan kadar TNF- ∝ ( p-value =0.001) pada kultur HUVECs yang dipapar dengan plasma penderita preeklampsia. Keeratan hubungan yang kuat antara ekstrak buah delima merah berbagai dosis terhadap kadar IL-6 dan kadar TNF- ∝ ditunjukkan dengan nilai koefisien korelaasi r = -0.680dan r = -0.756. Nilai negative -0.680 maupun -0.756 menunjukkan ada hubungan yang berlawanan, bila terjadi peningkatan dosis maka akan terjadi penurunan terhadap kadar IL-6 maupun terhadap kadar TNF- ∝ , demikian pula sebaliknya, bila dosis turun maka akan terjadi peningkatan kadar IL-6 maupun kadar TNF- ∝ pada kultur HUVECs yang dipapar dengan plasma penderita preeklampsia. Penelitian ini menggambarkan bahwa ekstrak buah delima merah mempengaruhi penurunan kadar sitokin proinflamasi secara optimal. Kesimpulan: Terdapat peningkatan kadar sitokin proinflamasi (IL-6 dan TNF- α.) pada supernatan kultur HUVECs yang diinkubasi 24 jam dengan plasma penderita preeklampsia berat dibandingkan dengan plasma ibu hamil normal. Pemberian ekstrak buah delima merah dosis 14, 28, dan 56 ppm mampu menurunkan kadar sitokin proinflamasi. Dosis paling optimum dari ekstrak buah delima merah pada kultur HUVECs yang dipapar plasma PEB berpengaruh terhadap kadar IL-6 dan TNF-α adalah dosis 56 ppm. Pengaruh ekstrak buah delima merah terhadap penurunan kadar IL-6 dan TNF-α diduga disebabkan karena antiinflamasi yang terkandung dalam buah tersebut dengan menekan induksi signal NF-kB.