Pengaruh Ekstrak Teh Hijau Terhadap Kadar Ldl Dan Hdl Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Yang Di Papar Depo Medroksi Progesteron Asetat
Main Author: | Susilawati, Elly |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/158054/ |
Daftar Isi:
- Kontrasepsi suntikan adalah suatu metode kontrasepsi yang berbentuk cairan berisi hormon progesterone yang disuntikkan ketubuh perempuan secara periodik selama 3 bulan sekali. Depo Provera (medroksiprogesteron asetat) merupakan suatu kontrasepsi yang hanya mengandung progestin saja. Depo provera berbentuk mikrokristal, tersuspensi dalam larutan akuosa. Dosis yang benar agar dapat mencegah kehamilan adalah 150 mg intramuskular yang diberikan setiap 3 bulan. Kontrasepsi suntikan juga mempunyai keterbatasan dalam penggunaannya yaitu : berubahnya perdarahan haid (perdarahan bercak tak beraturan sering terjadi diawal pemakaian untuk sebagian besar perempuan), penambahan berat badan, walaupun kehamilan tidak terjadi namun jika terjadi lebih besar kemungkinan kehamilan ektopik, pemulihan kesuburan rata-rata 7-9 bulan setelah penghentian, tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual (hepatitis B dan HIV), terjadinya perubahan lipid serum, penurunan kepadatan tulang (densitas), kekeringan vagina, penurunan libido, sakit kepala dan jerawat jika digunakan dalam jangka panjang. Selain itupenggunaan kontrasepsi suntik khususnya DMPA ( Depo Medroksi Progesteron Asetat ) juga memiliki pengaruh terhadap metabolisme lemak, khususnya lipoprotein. Perubahan yang terjadi pada metabolisme lemak ini menyebabkan gangguan keseimbangan fraksi lemak darah (naik – turunnya kadar High Density Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL) dan total kolesterol) karena adanya pengaruh hormonal yang terkandung dalam kontrasepsi suntikan Daun teh mengandung 30-40% polifenol yang sebagian besar dikenal sebagai katekin (katekin). Katekin adalah antioksidan yang kuat, lebih kuat dari pada vitamin C, E, dan betakaroten. Di dalam teh terdapat beberapa jenis katekin yaitu epigallokatekin-gallate, epigallokatekin, epikatekin-gallate, gallokatekin dan katekin.Secara medis senyawa katekin teh hijau memiliki banyak manfaat seperti dapat mengurangi risiko kanker, tumor, menurunkan kolesterol darah, mencegah tekanan darah tinggi, membunuh bakteri dan jamur, membunuh virus-virus influenza, dan menjaga nafas dari bau busuk. EGCG ( epigallokatekin-gallate) dalam teh hijau telah terbukti dapat menghambat penyerapan kolesterol dan menurunkan konsentrasi plasma kolesterol, dengan cara meningkatkan pembersihan pada kolesterol dan meningkatkan ekspresi reseptor LDL. Karena ekspresi reseptor LDL ini merupakan mekanisme utama dalam sirkulasi kolesterol, EGCG mampu meningkatkan ekspresi reseptor LDL dengan cara up-regulasi transkipsi gen reseptor LDL. Selain itu EGCG dapat mengikat reseptor LDL. Hal ini membuktikan bahwa EGCG mempunyai efek dalam mengatur konsentrasi kolesterol dengan cara meningkatkan aktivitas reseptor LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ekstrak Teh Hijau terhadap kadar LDL dan HDL pada tikus Rattus norvegicus yang dipapar DMPA. Metode pada penelitian True Experimental ini dengan cara membagi tikus yang berjumlah 25 ekor menjadi lima kelompok perlakuan : 1) Kelompok kontrol negatif dimana tikus hanya diinjeksi dengan saline 0,2 ml/tikus setiap satu kali dalam seminggu selama 4 minggu masa perlakuan, 2) Kelompok kontrol positif dimana tikus diinjeksi dengan DMPA sebanyak 2,7 mg/tikus setiap satu kali dalam seminggu selama 4 minggu perlakuan, 3) kelompok perlakuan 1 dimana tikus di berikan Ekstrak teh hijau dengan dosis 10,8 mg/tikus/hari ditambah dengan suntikan DMPA 2,7 mg/tikus/minggu, 4) kelompok perlakuan 2 dimana tikus di berikan Ekstrak teh hijau dengan dosis 21,6 mg/tikus/hari ditambah dengan suntikan DMPA 2,7 mg/tikus/minggu, dan 5) kelompok perlakuan 3 dimana tikus di berikan Ekstrak teh hijau dengan dosis 43,2 mg/tikus/hari ditambah dengan suntikan DMPA 2,7 mg/tikus/minggu. Setelah dilakukan perlakuan selama empat minggu maka dilakukan pembedahan pada tikus tersebut, kemudian diambil serum darah tiap sampel dan dilakukan pemeriksaan kadar LDL dan HDL dengan metode Spektrofotometri menggunakan EnzyChrom HDL and LDL/VLDL Assay Kit (EHDL-100) dengan panjang gelombang 340 nm. Data yang terkumpul kemudian di analisa statistik dengan menggunakan SPSS 19. Dari hasil uji normalitas didapatkan data terdistribusi normal sehingga analisa data dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk .Adapun kriteria keputusan, yaitu bila nilai Sig atau p-value lebih besar dari taraf signifikansi = 0 . 05 maka data terdistribusi normal dan sebaliknya bila nilai Sig atau p-value lebih kecil dari taraf signifikansi = 0 . 05 maka data tidak terdistribusi normal. Dari hasil penelitian diperoleh rerata (SD) pada kadar LDL masing – masing 276 (62,7), 168 (17,5), 134,6 (43,6), 64,3 (29,8) dan rerata (SD) pada kadar HDL masing – masin