Studi Aktivitas Poliherbal Emsa Eritin Terhadap Sel Hematopoietik Pada Mencit Balb/C Terpapar Radiasi Sinar Gamma
Main Author: | Khasanah, Qonitatul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/158029/ |
Daftar Isi:
- Radioterapi merupakan terapi dengan sinar pengion berenergi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Akan tetapi, penyinaran radio terapi tidak hanya mengionisasi sel-sel kanker yang ditarget, namun juga akan merusak sel-sel sehat yang dilewati atau terkena penyinaran yang berakibat pada kematian sel normal (apoptosis atau nekrosis) dan supresi HSC (hematopoietic stem cells). Radiasi ionisasi dengan sinar gamma dapat menginduksi radiolisis pada sel karena terbentuknya reactive oxygen species (ROS) yang berlebihan sehingga menyebabkan DNA strand break (DSB). Reaksi terhadap kerusakan DNA dapat menyebabkan penundaan siklus sel baik sementara maupun permanen, serta dapat pula menyebabkan kematian sel. Adanya kematian sel (apoptosis) dan penundaan siklus sel secara permanen menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan self-renewal haematopoetic stem cell sehingga menyebabkan kerusakan berlanjut pada sel hematopoietik. Ketiga kombinasi dalam EMSA Eritin yang terdiri dari kedelai, beras merah dan air kelapa dipercaya mampu bersifat sebagai antioksidan yang dapat mencegah terbentuknya ROS yang berlebihan sehingga mencegah adanya kerusakan lanjut sel hematopoietik akibat radiasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian poliherbal EMSA Eritin terhadap sel hematopoietik, profil SDF-1 (Stromal Derived Factor-1) yang mendukung perkembangan sel B, serta profil darah perifer mencit BALB/c yang terpapar TBI (Total Body Irradiation) dosis moderat 5 Gy. Penelitian dilakukan dengan memberikan paparan TBI (Total Body Irradiation) sinar gamma dengan dosis moderat 5 Gy pada mencit sehat kemudian dilakukan terapi pemberian poliherbal EMSA Eritin dengan dosis 1.04 mg/g BB, 3.125 mg/g BB, dan 9.375 mg/g BB selama 14 hari. Kontrol positif dilakukan dengan injeksi intraperitoneal EpoetinAlfaTM/EPO dengan dosis 0.21 mg/g BB. Uji flow cytometry dilakukan untuk mengetahui jumlah relatif sel TER119+VLA- 4+, TER119+CD55+, TER119+CD59+, TER119+CD34+, TER119+Gr-1+, serta B220+SDF-1+. Data hasil eksperimen dianalisis statistik menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows secara parametrik dengan uji One Way ANOVA dan uji Kruskall Walis dengan taraf signifikansi 5% dan dilanjutkan dengan uji Tukey serta uji Mann Whitney. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa EMSA Eritin memberikan efek protektif pada sel hematopoietik akibat paparan radiasi karena mampu menghambat penurunan level sel hematopoietik secara bermakna yang meliputi progenitor eritroid, ekspresi protein regulator komplemen, dan sel eritrosit di darah perifer. EMSA Eritin mampu mendukung perkembangan sel B dengan menstimulus produksi SDF-1 di sumsum tulang. Selain itu, EMSA Eritin mampu memicu normalisasi sel granulosit pada ketiga dosis meskipun memiliki level sel granulosit yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian, secara umum EMSA Eritin memberikan efek protektif pada sel hematopoietik akibat paparan radiasi.