Pengaruh Pemberian Fraksi Kloroform Scurrula Artropurpurea (Blume) Danser Terhadap Ekspresi Cytochrome–C Dan Apoptosis Pada Kultur Sel Hela

Main Author: Ekajayanti, PandePutuNovi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/158027/
Daftar Isi:
  • Kanker leher rahim atau ca serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Ca serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina. Hampir semua kasus kanker serviks (99%) berhubungan dengan infeksi genitalia yang disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) yang merupakan infeksi virus terbanyak pada sistem reproduksi. HPV tipe 16 dan 18 memiliki gen yang setelah terintegrasi ke genom sel penjamu, mengkode protein yang menghambat atau menginaktifkan gen penekan tumor TP53 atau RB1 di sel epitel sasaran serta mengaktifkan gen yang terkait siklus sel, seperti siklin e sehingga terjadi proliferasi sel yang tidak terkendali serta penghambatan proses apoptosis sel pada kasus kanker serviks. Proses apoptosis sel tersebut saling terkait dalam siklus sel, dimana ditemukan beberapa kelompok gen seperti gen BCl – 2 dan MDM – 2. Gen BCL – 2 mengkode protein yang berperan sebagai anti – apoptosis, dimana protein ini bekerja untuk menekan fungsi protein BAX pada membran mitokondria karena protein BAX berperan untuk membuka Pt – pore sehingga Cytochrome – C keluar dari mitokondria. Cytochrome – C kemudian berikatan dengan Apaf – 1. Selanjutnya Apaf – 1 mengaktivasi kaspase kaskade, sehingga sel mengalami kematian (apoptosis). Strategi dalam terapi kanker dilakukan dengan berbagai cara antara lain penggantian tumor suppressor gene , menghambat proliferasi sel dan menginduksi apoptosis. Salah satu upaya pengobatan kanker tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan senyawa alami yang terkandung dalam bahan hayati, salah satunya adalah benalu teh. S cur r ula atropurpureea ( Blume) Danser atau daun benalu teh merupakan salah satu species benalu yang ada di Indonesia mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Fraksi kloroform daun benalu teh ini kaya akan senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antikanker. Adapun kandungan senyawa flavonoid tersebut antara lain flavanon, dihidroflavonol dan cathecin . Daun benalu teh dimaserasi bertingkat dengan pelarut N-heksan, kloroform dan etanol, lalu didapatkan fraksi kloroform yang paling poten menginduksi apoptosis pada sel HeLa dengan IC50 adalah 96,16 ppm. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian f raksi k loroform daun benalu teh ( S cur r ula artropurpurea ( Blume) Danser ) terhadap Ekspresi Cytochrome – C dan Apoptosis pada Kultur Sel HeLa . Sel HeLa dipapar dengan lima konsentrasi fraksi kloroform benalu teh yakni 25 μg/mL, 50 μg/mL, 100 μg/mL, 200 μg/mL, dan 400 μg/mL. Kemudian diinkubasi selama 24 jam. Ekspresi Cytochrome – C dideteksi dengan metode flow cytometry , sedangkan apoptosis sel HeLa dideteksi dengan metode TUNNEL (Apo-BrdU-IHC TM Kit, BioVision). Analisa data statistik menggunakan Oneway ANNOVA. Gambaran ekspresi cytochrome – c pada hasil pemeriksaan flowcytometry pada kelompok kontrol didapatkan rata-rata (58.983±3.031) lebih rendah daripada kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakuan P1 yang diberikan dosis 25 μg/ml memiliki rata-rata ekspresi (66.428±2.982) yang tidak berbeda signifikan dengan kelompok perlakuan dosis 50 μg/ml (P2), 100 μg/ml (P3), dan 200 μg/ml (P4). Sedangkan gambaran apoptosis berdasarkan hasil pemeriksaan TUNNEL , pada kelompok kontrol didapatkan rata-rata (2.25±0.50). Pada kelompok perlakuan P2 yang diberikan dosis 50 μg/ml memiliki rata-rata (8.5±0.577) yang tidak berbeda signifikan dengan kelompok perlakuan dosis 100 μg/ml (P3), 200 μg/ml (P4) dan 400 μg/ml (P5). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ekspresi cytochrome – c dan apoptosis yang diberikan perlakuan fraksi kloroform benalu teh ( Scurrula artropurpurea [ Blume ] Danser ) dengan 5 konsentrasi yang berbeda yaitu 25 μg/ml (P1), 50 μg/ml (P2), 100 μg/ml (P3), 200 μg/ml (P4) dan 400 μg/ml (P5) dibandingkan kontrol. Berdasarkan hasil uji one way anova pengaruh fraksi kloroform daun benalu teh (Scurrula artropurpurea [Blume] Danser) terhadap ekspresi cytochrome – c , didapatkan p value sebesar 0,000, lebih kecil daripada α = 0,05 (p 0,05). Artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada ekspresi cytochrome – c akibat pemberian fraksi kloroform benalu teh (Scurrula artropurpurea [Blume] Danser) dengan konsentrasi yang berbeda. Berdasarkan hasil uji one way anova pengaruh fraksi kloroform daun benalu teh (Scurrula artropurpurea [Blume] Danser) terhadap apoptosis menggunakan Anova One Way , didapatkan p-value sebesar 0,000, lebih kecil daripada α = 0,05 (p 0,05). Artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan apoptosis akibat pemberian fraksi kloroform benalu teh (Scurrula artropurpurea (Blume) Danser) dengan konsentrasi yang berbeda. Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini, didapatkan simpulan bahwa Fraksi Kloroform daun benalu teh ( S cur r ula artropurpurea ( Blume) Danser ) meningkatkan ekspresi Cytochrome – C dan Apoptosis pada