Ekstrak Kloroform Daun Benalu Teh (Scurulla Atropurpurea [Blume] Danser) Meningkatkan Ekspresi Caspase 9 Dan Caspase 3 Pada Kultur Sel Hela
Main Author: | Astiti, NiKomangErny |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/158026/ |
Daftar Isi:
- Kanker serviks merupakan penyakit kanker yang disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus ( HPV ). Infeksi HPV terdeteksi pada 99,7% kanker serviks, diawali adanya inisiasi DNA genom virus pada genom tubuh manusia sehingga meningkatkan ekspresi onkoprotein E6 dan E7. Pengobatan kanker serviks dilakukan sesuai tingkatan stadium klinis, digolongkan menjadi tiga yaitu operasi, radioterapi dan kemoterapi. Selain menghancurkan sel-sel kanker, radioterapi juga dapat merusak sel-sel normal serta meningkatkan risiko munculnya kanker lain seperti kanker uterus, ginjal dan kandung kemih. Rendahnya selektivitas obat-obat kemoterapi berdampak pada efek samping yang cukup serius. Beberapa kelemahan tersebut memicu perlunya suatu terobosan terapi kanker secara kombinasi dengan pengobatan medis dan komplementer menggunakan tanaman herbal yang mengandung senyawa antikanker. Salah satu upaya pengobatan kanker dapat dilakukan dengan memanfaatkan senyawa yang terkandung dalam bahan tumbuhan herbal. Benalu teh merupakan species Scurulla atropurpurea [Blume] Danser yang hidupnya parasit pada pohon teh ( Thea Sinensis L). Kandungan senyawa flavonoid yang terkandung di dalam benalu teh tersebut berpotensi sebagai antikanker. Daun benalu teh yang dimaserasi bertingkat dengan pelarut N-heksan, kloroform dan etanol didapatkan fraksi kloroform yang paling poten menginduksi apoptosis pada sel HeLa dengan IC50 adalah 96,16 ppm memiliki indeks apoptosis 75.72%. Fraksi kloroform benalu teh ( Scurrula atropurpurea [Blume] Danser ) mengandung beberapa senyawa flavonoid antara lain flavanon, dihidroflavanol dan cathecin . Pada kanker serviks, onkoprotein E6 dan E7 berikatan dengan Tumor Suppressor Gene (TSG) p53 dan pRb sehingga kedua TSG tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya mengontrol siklus sel yang berakibat terjadinya proliferasi sel yang berlebihan. Salah satu mekanisme kerja dari senyawa flavonoid sebagai antikanker yaitu dengan mengaktivasi caspase inisiator dan caspase eksekutor untuk menginduksi apoptosis intrinsik. Pada apoptosis sel-sel yang mati memberikan sinyal yang diperentarai oleh beberapa gen yang mengkode protein untuk enzim pencernaan yang disebut caspase . Caspase ini merupakan bagian dari cystein protease yang akan aktif pada perkembangan sel maupun merupakan sinyal aktif pada destruksi sel tersebut. Kelainan pada caspase dapat menyebabkan pertumbuhan tumor dan penyakit imunitas. Tujuan penelitian untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak kloroform daun benalu teh ( Scurrula atropurpurea [ Blume ] Danser ) meningkatkan ekspresi caspase 9 dan caspase 3 pada kultur sel HeLa. Desain penelitian ini adalah eksperimental, dengan rancangan posttest only control group design . Sampel penelitian ini adalah cell line kanker serviks yaitu sel HeLa yang diberikan perlakuan dengan berbagai dosis fraksi kloroform benalu teh ( Scurrula atropurpurea [ Blume ] Danser ), selanjutnya dihitung ekspresi caspase 9 dan caspase 3 dengan menggunakan flowcytometry . Kelompok penelitian dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol positif (sel HeLa yang diberikan dosis 0 μg/ml) dan 5 kelompok perlakuan yang diberikan dosis 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml dan 400 μg/ml. Data dianalisa secara statisti dengan uji ANOVA dan Uji Regresi. Gambaran ekspresi caspase 9 pada hasil pemeriksaan flowcytometry pada kelompok kontrol didapatkan rata-rata (65.143±2.560) lebih rendah daripada kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakuan P1 yang diberikan dosis 25 μg/ml memiliki rata-rata ekspresi caspase 9 tertinggi (73.728±3.019). Sedangkan gambaran ekspresi caspase 3 berdasarkan hasil pemeriksaan flowcytometry, pada kelompok kontrol didapatkan rata-rata (57.938±2.204). Kelompok perlakuan P2 diberikan dosis 25 μg/ml memiliki rata-rata ekspresi caspase 3 tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ekspresi caspase 9 dan caspase 3 yang diberikan perlakuan ekstrak kloroform daun benalu teh ( Scurrula atropurpurea [ Blume ] Danser ) dengan 5 konsentrasi yang berbeda yaitu 25 μg/ml (P1), 50 μg/ml (P2), 100 μg/ml (P3), 200 μg/ml (P4) dan 400 μg/ml (P5) dibandingkan kontrol. Berdasarkan hasil uji ANOVA pengaruh ekstrak kloroform daun benalu teh (Scurrula atropurpurea [Blume] Danser) terhadap ekspresi caspase 9, didapatkan p value sebesar 0,005, lebih kecil daripada α = 0,05 (p 0,05). Artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada ekspresi caspase 9 akibat pemberian fraksi kloroform benalu teh (Scurrula atropurpurea [Blume] Danser) dengan konsentrasi yang berbeda. Berdasarkan hasil uji ANOVA pengaruh ekstrak kloroform daun benalu teh (Scurrula atropurpurea [Blume] Danser) terhadap ekspresi caspase 3 menggunakan ANOVA , didapatkan p-value sebesar 0,005, lebih kecil daripada α = 0,05 (p 0,05). Artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan ekspresi caspase 3 akibat pemberian ekstrak kloroform daun benalu teh (Scurrula atropurpurea [Blume] Danser) dengan konsentrasi yang berbeda. Berdasarkan hasil analisis regresi polinomial didapatkan nilai R-square sebesar 0,4946 atau 49,46%. Pemberian ekstrak kloroform daun benalu teh (Scurrula atropurpurea [Blume] Danser) mampu mempengaruhi perubahan ekspresi caspase 9 sebesar 49,46%. Berdasarkan hasil analisis regresi polinomial didapatkan nilai R-square sebesar 0,5822 atau 58,22%. Pemberian ekstrak kloroform daun benalu teh (Scurrula atropurpurea [Blume] Danser) mampu mempengaruhi perubahan ekspresi caspase 3 sebesar 58,22%. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak kloroform daun benalu teh ( Scurrula atropurpurea [Blume] Danser ) dapat meningkatkan ekspresi caspase 9 dan caspase 3.