Pengaruh Alfatokoperol Terhadap Kadar Malondialdehyde Ovarium dan Jumlah Folikel Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Dipapar Asap Rokok
Main Author: | Rahmawati, RahajengSitiNur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/157971/ |
Daftar Isi:
- Asap rokok mengandung 4000 bahan berbahaya dan radikal bebas. Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas, hanya saja bila jumlahnya berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok dapat meningkatkan jumlah radikal bebas ke dalam tubuh. Sehingga dalam tubuh perokok terjadi ketidakseimbangan jumlah radikal bebas dan antioksidan yang disebut dengan stress oksidatif yang mampu menyebabkan kerusakan jaringan termasuk pada organ reproduksi, menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid pada ovarium dan mempengaruhi proses folikulogenesis. Alfatokoperol adalah antioksidan utama dalam membran sel yang mampu mencegah terjadinya peroksidasi lipid yang disebabkan radikal bebas asap rokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh alfatokoperol terhadap kadar Malondialdehyde (MDA) ovarium dan jumlah folikel ovarium tikus putih yang dipapar asap rokok. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan Randomized Post Test Only Control Group Design. Hewan coba yang digunakan sebanyak 25 tikus putih (Rattus Norvegicus) betina, dengan usia 1-2 bulan, berat badan 150-250 gram yang dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, positif, serta kelompok dengan pemberian alfatokoperol D(I) 100mg/kgBB/hari, D(II) 200mg/kgBB/hari, D(III) 400mg/kgBB/hari . Pemaparan asap rokok diberikan 2 batang perhari selama 8 minggu. Kadar MDA diukur dengan metode TBARS dan jumlah folikel yang dihitung adalah folikel De Graaf, sekunder serta primer dari preparat histologi yang dilakukan pewarnaan HE. Data dianalisis dengan one way ANOVA dilanjutkan dengan post hoc test. Hasil penelitian ini menunjukkan paparan asap rokok pada tikus dapat meningkatkan kadar MDA ovarium (0.388 ± 0.085) secara bermakna dibandingkan kontrol (0.121 ± 0.026) (P 0.05). Alfatokoferol berbagai dosis dapat menurunkan kadar MDA secara bermakna dibandingkan kelompok paparan asap rokok (P 0.05) akan tetapi belum mencapai kadar kelompok kontrol negatif. Pemaparan asap rokok pada tikus dapat menurunkan jumlah folikel primer dan sekunder secara bermakna dibandingkan kontrol negatif (P 0.05) serta cenderung menurunkan jumlah folikel De Graff di ovarium meskipun belum bermakna (P 0.05). Jumlah folikel sekunder kelompok alfatokoferol dosis pertama (5.2 ± 1.304) dan kedua (5.4 ± 0.548) lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol negatif (3.6 ± 0.548) (P 0.05). Jumlah folikel primer kelompok alfatokoferol dosis pertama (3.8 ± 1.095) sebanding dengan kelompok kontrol negatif (3.8 ± 1.095) (P 0.05), sedangkan pada dosis kedua (5.8 + 0.837) dan ketiga ( 5.2 + 0.447) lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol negarif (3.8 ± 1.095) (P 0.05). Radikal bebas yang terdapat pada asap rokok menyebabkan stress oksidatif di ovarium sehingga menyebabkan kadar MDA ovarium tinggi dan jumlah folikel di ovarium lebih sedikit daripada kelompok yang tidak dipapar asap rokok. Alfatokoperol dapat memperbaiki kerusakan stress oksidatif akibat radikal bebas asap rokok, ditandai dengan penurunan kadar MDA dan peningkatan folikel ovarium.