Terapi D-Alfa tokoferol pada Tikus (Rattus norvegicus) Hasil Induksi MLD-STZ terhadap Aktivitas PKC-α, Ekspresi E-cadherin, Kadar Malondialdehid dan Gambaran Histologis Jaringan Ginjal

Main Author: Agnestiansyah, Marissa
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157965/
Daftar Isi:
  • Induksi MLD-STZ mampu merusak sel β -pankreas dan menyebabkan diabetes melitus. Komplikasi diabetes nefropati dapat terjadi akibat adanya stres oksidatif yang terbentuk dalam tubuh sehingga mampu mengaktifkan sejumlah jalur sitokin yang menyebabkan kerusakan dan inflamasi pada sel ginjal. Hiperglikemia pada diabetes melitus mampu meningkatkan jalur poliol sorbitol yang kemudian dapat mengaktifkan sintesis DAG dan berikutnya akan mengaktivasi PKC. Aktivasi PKC dapat meningkatkan produksi TGF- β yang menyebabkan fibrosis dan ditandai dengan penurunan ekspresi E-cadherin . Sejumlah radikal bebas yang terbentuk dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid pada membran sel yang kemudian akan meningkatkan kadar MDA. Diabetes nefropati dapat dihambat dengan terapi D-Alfa tokoferol yang berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menghambat reaksi berantai radikal bebas sehingga dapat mengurangi stres oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek terapi D-Alfa tokoferol terhadap penyakit diabetes nefropati. Efek dari D-Alfa tokoferol sebagai antioksidan dipelajari berdasarkan dari aktivitas PKC-α, ekspresi E-cadherin , kadar malondialdehid dan gambaran histologis jaringan ginjal. Penelitian ini menggunakan hewan model tikus putih ( Rattus norvegicus ) jantan galur wistar yang dibagi menjadi lima kelompok: kontrol sehat, diabetes dan kelompok terapi dengan tiga macam dosis, 100, 200 dan 300 mg/kgBB. Kelompok tikus diabetes diinduksi MLD-STZ dengan dosis 20 mg/kgBB selama 5 hari berturut-turut secara intraperitonial (IP) dan diinkubasi selama 14 hari. Tikus dinyatakan diabetes jika telah memiliki kadar glukosa darah ≥ 300 mg/dl. Tikus diterapi dengan D-Alfa tokoferol selama 11 kali setiap 2 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa D-Alfa tokoferol mampu menurunkan aktivitas PKC-α, meningkatkan ekspresi E-cadherin , menurunkan kadar MDA dan memperbaiki gambaran histologi jaringan ginjal. Aktivitas PKC-α, ekspresi E-cadherin dan kadar MDA antara tikus normal, tikus diabetes hasil induksi MLD-STZ dan tikus diabetes yang diberi terapi D-Alfa tokoferol memiliki perbedaan sangat nyata (P 0,01). Terapi D-alfa tokoferol dosis 300 mg/kgBB memberikan hasil optimum penurunan aktivitas PKC-α, peningkatan ekspresi Ecadherin dan penurunan kadar MDA berturut-turut 24,05%, 143,07% dan 77,30%.