Studi Fenomenologi Mekanisme Koping Perawat dalam menghadapi Stressor Kerja di Instalasi Gawat Darurat

Main Author: Lestari, AyuNanda
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157934/
Daftar Isi:
  • Instalasi gawat darurat (IGD) merupakan suatu ruangan dengan kondisi stressor yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh sering terjadinya kondisi gawat dan darurat yang membutuhkan penanganan cepat dan segera, serta membutuhkan kemampuan berpikir dan bertindak secara otomatis dan terkadang tanpa direncanakan. Lingkungan kerja ini yang menyebabkan perawat memiliki stres kerja yang tinggi. Dampak yang ditimbulkan akibat adanya stressor kerja ini adalah dampak secara fisik dan psikologis. Adanya kondisi burn out yang teridentifikasi sebesar 33% perawat di IGD RSUD Dr. Mohammad Saleh Probolinggo dan RSUD Dr. Soebandi Jember menunjukkan bahwa lingkungan IGD merupakan lingkungan yang memiliki stresor kerja yang tinggi. Tingginya tingkat stressor yang terjadi di IGD menuntut perawat agar mampu beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Kemampuan mekanisme koping yang adaptif pada setiap individu dapat membantu menurunkan tingkat stressor yang dialami. Hal ini bertujuan agar kualitas pelayanan IGD tetap dipertahankan secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi pengalaman perawat dalam melakukan mekanisme koping ketika menghadapi stressor kerja di instalasi gawat darurat. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi Interpretif. Penelitian dilakukan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan pada bulan juli 2014 dengan melibatkan 6 perawat yang memiliki kriteria telah bekerja di IGD selama lebih dari dua tahun. Prosedur penelitian mengunakan wawancara mendalam dengan semi terstruktur yang dilakukan selama 30-60 menit. Analisa data pada penelitian ini menggunakan 6 tahap analisa Van Manen untuk memperoleh esensi dari pengalaman perawat dalam melakukan mekanisme koping tersebut. Hasil penelitian ini didapatkan 8 tema yaitu persepsi perawat tentang sumber stres kerja, model fisiologis, model psikologis, model konsep diri, model fungsi peran, model interdepedensi, strategi koping, dan perilaku adaptasi. Delapan tema ini direlevansikan dengan Teori Adaptasi Roy untuk mengetahui bagaimana perawat melakukan mekanisme koping sampai dapat membuat perilaku adaptasi. Didapatkan dua strategi koping yaitu koping yang berfokus pada emosi dan koping yang berfokus pada masalah. Srategi koping tersebut terbentuk dipengaruhi oleh sumber stressor kerja yang ada, dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun psikologis, konsep diri perawat, pemahaman fungsi peran, dan interaksi yang dilakukan oleh perawat di lingkungan IGD, serta umpan balik dari strategi koping dan perilaku adaptasi yang telah dibentuk oleh perawat. Sehingga mekanisme koping merupakan suatu siklus yang berkesinambungan. Keterbatasan penelitian ini meliputi kurang tergalinya sumber koping perawat yang paling memberikan dampak besar bagi perawat serta eksplorasi mengenai konsep diri perawat secara menyeluruh meliputi gambaran diri dan ideal diri perawat. Serta, penelitian ini dilakukan di satu daerah dengan latar belakang tertentu, sehingga generalisasi penerapan hasil penelitian kurang dapat dilakukan di IGD yang memiliki latar belakang budaya dan adat istiadat yang berbeda dengan kondisi tempat penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini, perawat dalam menghadapi stressor yang terjadi di IGD mengalami gangguan fisik dan psikologis dalam dirinya sebagai reaksi tubuh dalam menghadapi stimulus yang ada. Perawat dituntut untuk memahami lingkungan disekitarnya karena akan berpengaruh terhadap konsep diri perawat dalam menghadapi stressor kerja dan memahami fungsi peran yang dimilikinya serta mampu menggunakan interaksi yang baik sebagai bagian dari suatu sistem. Mekanisme koping perawat dalam menghadapi stressor kerja di IGD memerlukan waktu sampai akhirnya perawat dapat beradaptasi. Diharapkan dari penelitian ini dapat memberi pengetahuan pada perawat dalam membentuk dan menggunakan mekanisme koping sehingga dapat menghadapi stressor kerja di instalasi gawat darurat. Peningkatan kompetensi dan keahlian perawat, kondisi tim kerja yang kondusif, dan strategi KIE yang baik akan dibutuhkan sebagai pemecahan masalah dari sumber stres kerja di IGD. Sehingga, diharapkan dengan mekanisme koping dan perilaku adaptif dari perawat, perawat dapat memberikan performa terbaik dalam pelayanan pasien serta kualitas pelayanan IGD dapat diberikan secara maksimal.