Analisis Faktor Lingkungan Kerja yang Mempengaruhi Kelelahan Mental (Burnout) Perawat di Instalasi Gawat Darurat RSD dr. Soebandi Jember dan RSUD dr. Moh. Saleh Probolinggo

Main Author: Juliningrum, PeniPerdani
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157928/
Daftar Isi:
  • Burnout merupakan suatu kondisi psikologis namun bukan gejala stress tapi merupakan dampak akhir dari stress kronis yang tidak bisa dikelola lagi dengan gejala yang meliputi kelelahan emosional, depersonalisasi dan perasaan penurunan prestasi diri. Burnout sering dialami oleh perawat terutama perawat gawat darurat karena diidentikkan dengan beban kerja yang tinggi. Burnout tidak hanya berdampak terhadap perawat tetapi juga pasien. Kualitas pelayanan terhadap pasien akan menurun sehingga dapat meningkatkan resiko keselamatan pasien gawat darurat. Burnout terjadi karena adanya ketidakcocokan atau ketidakseimbangan antara harapan individu dengan tuntutan dari lingkungan kerjanya. Lingkungan kerja ikut berperan penting dalam mempengaruhi burnout dimana meliputi kepemimpinan dan dukungan dari atasan, keikutsertaan perawat di tempat kerja, sumber daya yang adekuat, hubungan perawat dan dokter, beban kerja serta penghargaan. Identifikasi faktor lingkungan kerja berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan perawat terhadap pasien di IGD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor lingkungan kerja yang paling berpengaruh terhadap burnout perawat di IGD RSD dr. Soebandi Jember dan RSUD dr. Moh. Saleh Probolinggo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik observasional dengan rancangan penelitian adalah crossectional. Jumlah sampel yang digunakan adalah 50 orang dengan menggunakan teknik total populasi yaitu semua perawat pelaksana ruang instalasi gawat darurat RSD dr. Soebandi Jember yang berjumlah 22 orang dan RSUD dr. M. Saleh Probolinggo berjumlah 28 orang. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur lingkungan kerja dan burnout adalah kuesioner. Hasil uji statistik bivariat ChiSquare menunjukkan bahwa karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama kerja dan status pernikahan tidak memiliki hubungan bermakna dengan burnout karena p value 0,05. Berdasarkan faktor lingkungan kerja, hasil uji bivariat Chi Square menunjukkan bahwa antara kepemimpinan dan dukungan dari atasan dengan burnout tidak memiliki hubungan bermakna, antara keikutsertaan perawat di tempat kerja dengan burnout juga tidak memiliki hubungan bermakna. Namun, pada faktor sumber daya, hubungan perawat dan dokter, beban kerja serta reward memiliki hubungan bermakna dengan burnout. Hasil statistik multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi burnout adalah reward (OR=0,140) dan beban kerja (OR=0,161). Dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi burnout perawat IGD adalah beban kerja. Beban kerja merupakan penyebab utama stress perawat IGD. Hubungan antara beban kerja dengan burnout merupakan hubungan positif dimana semakin tinggi beban kerja maka lebih cenderung meningkatkan burnout.