Studi Fenomenologi Pengalaman Perawat Melaksanakan Proses dan Dokumentasi Keperawatan di Ruang Triage Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali
Main Author: | Wijaya, IMadeSukma |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/157925/ |
Daftar Isi:
- Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan instalasi pertama dari rumah sakit. IGD menjadi tempat pertama dikunjungi pasien dengan kondisi kritis atau gawat darurat untuk meminta pertolongan. Masalah umum yang dihadapi di IGD adalah banyaknya kunjungan pasien sehingga lingkungan kerja di IGD menjadi ramai dan sibuk. Hal tersebut akan mempengaruhi kualitas dalam memberikan pelayanan kesehatan dan melibatkan berbagai multidisiplin dalam penanganan kasus kegawatdarutannya. Perawat sebagai salah satu tim multidisiplin juga terkena dampak dari lingkungan tersebut melakukan pelayanan keperawatan dengan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah dan sistematis yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Proses keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan. Proses keperawatan yang telah dilakukan perawat akan dicatat ke dalam dokumentasi keperawatan. Proses keperawatan yang telah dijalankan oleh perawat hampir 15-30% tidak didokumentasikan dengan lengkap dan akurat. Padahal dokumentasi keperawatan adalah bukti perawat dalam melaksanakan tahapan proses keperawatan selama penanganan kondisi pasien dengan kegawatdaruratan yang berguna dalam bidang hukum. Proses dan dokumentasi keperawatan merupakan rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan perawat di seluruh lingkup pelayanan keperawatan termasuk di IGD yang memiliki lingkungan kerja khusus dan berbeda dari instalasi perawatan lainnya. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman perawat melaksanakan proses dan dokumentasi keperawatan di IGD. Metode penelitian dalam mengeksplorasi pengalaman perawat menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Partisipan penelitian ini sebanyak delapan orang perawat yang bekerja di ruang Triage IGD RSUP Sanglah Denpasar Bali. Partisipan dipilih menggunakan teknik purposive sampling sesuai kriteria inklusi dalam penelitian. Rata-rata partisipan penelitian ini memiliki pengalaman bekerja di ruang triage IGD selama 6-10 tahun. Partisipan dilakukan wawancara mendalam menggunakan teknik wawancara semistruktur dengan pertanyaan terbuka. Rata-rata wawancara dilakukan sekitar 40 menit setiap partisipan dan direkam menggunakan program Voice Recorder . Penelitian ini juga menggunakan lembar observasi untuk mengamati proses dan dokumentasi di lapangan sehingga memperkuat data wawancara yang ditemukan. Observasi dilakukan tanpa ikut terlibat aktivitas partisipan di IGD dan rata-rata observasi dilakukan selama 20 menit. Data hasil wawancara akan di transkrip dan di analisis menggunakan Dikelman et al (1989). Hasil analisis menemukan 20 tema yang terbagi di masing-masing tahap proses dan dokumentasi keperawatan dan maknanya. Tahap pengkajian memiliki tema, yaitu; materi, sumber data dan keterbatasan pengkajian. Tahap diagnosis memiliki tema teknis merumuskan, sumber perumusan, tipe diagnosis dan keterbatasan perumusan diagnosis keperawatan. Tahap rencana perawatan memiliki tema pendekatan dan keterbatasan menyusun rencana perawatan. Tahap implementasi memiliki tema berupa jenis implementasi. Tahap evaluasi memiliki tema, yaitu; pelaksanaan, waktu, format dan keterbatasan evaluasi keperawatan. Dokumentasi keperawatan memiliki tema isi, waktu dan keterbatasan. Makna proses keperawatan memiliki tema standar asuhan keperawatan dan standar kinerja keperawatan sedangkan makna dokumentasi adalah legalitas profesi keperawatan. Hasil penelitian pada pelaksanaan proses keperawatan difokuskan pada tahap rencana dan evaluasi keperawatan. Tahap rencana keperawatan hampir sebagian besar tidak melaksanakan dengan lengkap seperti tidak adanya tujuan, kriteria hasil dan waktu sehingga berpengaruh pada tahap evaluasi. Pada tahap evaluasi sebagian besar ditemukan tidak dilakukan dengan lengkap karena tidak berdasarkan dari tujuan dan kriteria hasil yang ada di rencana keperawatan. Hal ini menunjukkan bahwa jika ada ketidaklengkapan pada satu tahap proses keperawatan maka pada tahap selanjutnya juga akan dipengaruhi. Demikian juga dengan dokumentasi keperawatan sebagai bukti nyata dari proses keperawatan yang dilakukan perawat menjadi tidak lengkap dan tidak akurat. Penelitian pengalaman perawat melaksanakan proses dan dokumentasi keperawatan ini juga memiliki keterbatasan. Tema penelitian ini sangat luas yang mencakup tahapan-tahapan proses dan dokumentasi keperawatan. Setiap tahapan proses dan dokumentasi keperawatan membutuhkan waktu yang lama untuk wawancara dan diteliti sehingga dapat menemukan makna yang lebih mendalam. Dengan demikian, penelitian selanjutnya dapat dibagi lebih fokus dalam setiap tahapan dari proses dan dokumentasi keperawatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses dan dokumentasi keperawatan di IGD belum berjalan dengan baik. Masing-masing tahapan hampir memiliki keterbatasan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan IGD yang ramai, penuh pasien dan banyak aktivitas. Proses keperawatan yang tidak berjalan dengan baik juga berpengaruh pada pelaksanaan dokumentasi keperawatan yang tidak lengkap. Mengingat makna pentingnya proses dan dokumentasi keperawatan yang ditemukan dalam penelitian maka banyak hal yang perlu dipertimbangkan bersama dari hasil penelitian ini untuk meninjau standar proses dan dokumentasi keperawatan yang melibatkan organisasi profesi perawat, manajemen rumah sakit dan institusi pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dengan proses dan dokumentasi keperawatan serta membentuk model khusus yang dapat mudah, cepat dan akurat diaplikasikan dalam lingkup kegawatdaruratan.