Profil Tingkat Maturasi Ovari Ikan Pelangi Melanotaenia boesemani di Distrik Ayamaru Utara, Kabupaten Maybrat-Papua Barat

Main Author: Hismayasari, IntanurfemiBacandra
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157874/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil tingkat maturasi ovari ikan Pelangi M. boesemani. Profil tingkat maturasi ovari dapat dianalisis secara makroskopik dan mikroskopik. Analisis makroskopik antara lain warna ovari, berat ovari ( Gonadosomatic index/ GSI), berat hati ( hepatosomatic index/ HSI) dan diameter folikel. Diameter folikel diukur dengan menggunakan software ImageJ 1.42q. Observasi ovari secara makroskopik juga dianalisis berdasarkan panjang standar tubuh ikan terkait dengan kematangan seksual. Analisis mikroskopik terdiri dari gambaran histologis dan proporsi stadium oosit. Penelitian ini juga menganalisis profil tingkat maturasi ovari secara temporal dari bulan Juni sampai Nopember serta mengkaji korelasi parameter fisika kimia lingkungan, tahap previtelogenesis dan tahap vitelogenesis terhadap tingkat maturasi ovari. Pengambilan sampel dilakukan sebulan sekali selama 5 bulan yaitu Juni sampai November 2013. Pengambilan sampel ikan dilakukan di perairan Distrik Ayamaru Utara, Kabupaten Maybrat Papua Barat yang terdiri dari 3 stasiun yaitu Seta, Tiwit dan Sagsiger. Pada ketiga lokasi tersebut dilakukan pengukuran parameter fisika kimia perairan yang diukur antara jam 8.00 – 10.00 di Sagsiger, 11.30 – 13.30 di Tiwit dan 13.30 – 16.00 di Seta. Sampel ikan ditangkap menggunakan jala dengan bukaan 2 meter dan mesh size 1 cm. Preparasi ikan sampel dilakukan di ILitbangBIAT, Poltek Kelautan dan Perikanan (eks APSOR) kemudian dibuat preparat histologi di laboratorium patologi dan anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Preparat histologi ovari dianalisis lebih lanjut di Laboratorium Fisiologi Hewan, FMIPA, Universitas Brawijaya. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sedangkan untuk menentukan korelasi antar variabel digunakan permodelan dan dianalisis dengan analisis Partial Least Square (PLS) menggunakan rekomendasi paket statistik SmartPLS versi 1.01. Profil tingkat maturasi ovari ikan Pelangi Boesemani M. boesemani terdiri dari 5 tingkat yaitu TKG I (belum matang), TKG II (perkembangan awal), TKG III (perkembangan remaja dan dewasa istirahat), TKG IV (perkembangan akhir) dan TKG V (bunting). Ovari TKG I ditemukan pada ikan dengan SL 11-60 mm, TKG II ditemukan pada ikan dengan SL 21-80 mm. Ovari TKG III dan TKG IVditemukan pada ikan dengan SL 41-90 mm. Ovari TKG V ditemukan pada ikan dengan SL 41-100 mm. Nilai rata-rata GSI pada TKG III sebesar 1.53%, TKG IV sebesar 1.82% dan TKG V sebesar 2.06%. Nilai rata-rata HSI ikan Pelangi M. boesemani dengan TKG III, IV dan V berturut-turut adalah 1.60%, 1.76% dan 2.16%. Hasil analisis sebaran ukuran diameter folikel diketahui bahwa terdapat 1-3 modus ukuran diameter folikel. Modus ukuran diameter folikel TKG III terdiri dari 1 modus yaitu pada kisaran 0.58-0.65 mm (19.43%), modus ukuran diameter folikel TKG IV terdiri dari 2 modus yaitu 0.66-0.73 mm (6.22%) dan 0.98-1.05 mm (20.17%). Sedangkan modus ukuran diameter folikel TKG V terdiri dari 3 modus yaitu 0.74-0.81 mm (6.26%), 1.06-1.13 mm (22.04%) dan 1.30-1.37 (9.74%). Hasil analisis histologi ovari ikan M. boesemani menunjukkan terdapat 8 stadium oosit yaitu oogonia, oosit perinuklear awal, oosit perinuklear akhir, oosit kortikal alveoli, oosit vitelogenik awal, oosit mid-vitelogenik, oosit vitelogenik akhir dan oosit matang serta oosit atresia. Hasil analisis histologi ovari ikan Pelangi Boesemani M. boesemani juga menunjukkan bahwa pada ovari TKG I didominasi oleh oogonia (OOG = 13.6%), oosit perinuklear awal (OP1 = 21.6%), dan oosit perinuklear akhir (OP2 = 19.6%). Ovari TKG II didominasi oleh oosit kortikal alveoli (OCA = 21%). Ovari TKG III didominasi oleh oosit vitelogenik awal (OV1 = 20.8%) dan oosit mid-vitelogenik (OV2 = 16.4%). Ovari TKG IV didominasi oleh oosit vitelogenik akhir (OV3 = 16%) sedangkan pada ovari TKG V didominasi oleh oosit matang (OM = 19.2%). Folikel atresia juga ditemukan pada setiap tingkat maturasi dengan proporsi terendah pada TKG I (3.6%) dan proporsi tertinggi pada TKG V (16.6%). Analisis tingkat maturasi ovari ikan Pelangi M. boesemani secara temporal pada bulan Juni sampai Nopember diduga bahwa puncak maturasi dan waktu pemijahan terjadi pada bulan Agustus. Pendugaan ini didasarkan pada nilai GSI (2.163%), HSI (2.276%) dan proporsi stadium oosit matang tertinggi (22.66%). Puncak maturasi dan waktu pemijahan ikan Pelangi M. boesemani yang terjadi pada bulan Agustus diduga berkaitan dengan kondisi curah hujan tinggi yaitu sebesar 484.3 mm/jam/hari. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis korelasi SmartPLS antara variabel fisika kimia lingkungan, tahap previtelogenesis, tahap vitelogenesis terhadap tingkat maturasi ovari. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa variabel parameter fisika berkorelasi langsung terhadap variabel kimia, previtelogenesis, maturasi ovari yang diindikasikan oleh kecepatan arus, curah hujan dan temperatur. Korelasi langsung juga tampak pada korelasi antara variabel parameter kimia terhadap variabel previtelogenesis, vitelogenesis, maturasi yang dipengaruhi oleh oksigen terlarut dan pH. Variabel previtelogenesis berkorelasi langsung terhadap variabel vitelogenesis dan maturasi ovari yang dipengaruhi oleh proporsi sel oogonia, oosit perinuklear awal, oosit perinuklear akhir, dan oosit kortikal alveoli. Variabel vitelogenesis berkorelasi langsung terhadap maturasi ovari yang dipengaruhi oleh proporsi sel oosit vitelogenik awal dan oosit vitelogenik akhir. Konstruksi model tersebut juga menggambarkan korelasi tidak langsung antara variabel parameter fisika terhadap variabel vitelogenesis. Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian mengenai profil tingkat maturasi ovari ikan Pelangi Boesemani ( M. boesemani) yaitu ovari matang secara seksual ditemukan pada ikan dengan panjang standar tubuh ≥ 41 mm dan dikategorikan dalam ovari TKG III, TKG IV dan TKG V. Nilai GSI dan HSI semakin meningkat seiring dengan peningkatan tingkat maturasi ovari yaitu 1.53% dan 1.60% pada TKG III, 1.82% dan 1.76% pada TKG IV serta 2.06%, dan 2.16% pada TKG V. Berdasarkan sebaran diameter folikel dengan beberapa puncak diketahui bahwa ikan Pelangi M. boesemani tergolong pemijah bertahap ( multiple spawner). Analisis maturasi ovari secara temporal dari bulan Juni sampai Nopember berdasarkan nilai GSI, HSI dan proporsi oosit mencapai puncak maturasi ovari pada bulan Agustus dengan waktu pemijahan juga terjadi pada bulan Agustus. Maturasi ovari ikan Pelangi M. boesemani berkorelasi secara langsung dengan parameter fisika kimia lingkungan, tahap previtelogenesis dan tahap vitelogenesis.