Adsorpsi Logam Berat Pb dan Cu Menggunakan Kompos dari Tanaman Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
Main Author: | Rumapar, KikyFrederika |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/157825/ |
Daftar Isi:
- Hampir sebagian besar perairan di Indonesia saat ini sudah tercemar oleh logam berat, sebagian besar akibat kegiatan industri, dan apabila limbah dari kegiatan industri tersebut tidak diolah dan langsung dibuang ke badan air maka bahan-bahan tersebut akan mencemari lingkungan di sekitarnya dan bersifat toksik. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana cara mengurangi kandungan logam berat yang ada diperairan. Salah satu metode untuk mengurangi kandungan logam berat diperairan yaitu dengan menggunakan metode adsorpsi. Metode adsorpsi adalah salah satu cara untuk menurunkan kadar zat kimia dan logam berat yang terlarut dalam air misalnya logam berat Pb dan Cu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakter dari kompos eceng gondok meliputi KTK, kandungan asam humat, kadar Pb dan Cu, serta kandungan gugus fungsi yang ada dalam kompos eceng gondok, serta mengetahui kondisi optimum dan model isoterm yang sesuai dengan adsorpsi yang terjadi. Pada penelitian ini logam berat Pb(II) dan Cu(II) diadsorpsi oleh adsorben dari kompos eceng gondok. Adsorben dibuat dengan cara memfermentasikan tanaman eceng gondok segar yang telah dicacah dan ditambahkan dengan molases dan air lalu dimasukkan ke dalam wadah kayu hingga terbentuk kompos. Setelah kompos terbentuk maka digunakan sebagai adsorben untuk adsorpsi Pb(II) dan Cu(II). Hasil penelitian mengenai karakter kompos yaitu nilai KTK yang didapat yaitu sebesar 83,4 me/100g, kandungan asam humat yang diperoleh sebesar 2,82%, kondisi optimum adsorpsi untuk logam Pb(II) adalah massa adsorben 1,2 gram, pH optimum 5 sedangkan kondisi optimum adsorpsi untuk logam Cu(II) adalah massa adsorben 0,8 gram, pH optimum 6 Dengan persentase adsorpsi Pb(II) sebesar 95,13% sedangkan untuk logam Cu(II) sebesar 91,42%. Model isoterm pada penelitian ini lebih cenderung kepada model isoterm Langmuir untuk masing-masing logam dengan nilai Qm dan b untuk logam Pb(II) sebesar 0,0819 mg/g dan -2,121 sedangkan untuk logam Cu(II) sebesar 0,1245 mg/g dan -4,956.