Pengaruh Fraksi Volume Serat Pangkal Pelepah Lontar (Borassus Flabellifer) terhadap Kekuatan Tarik dan Kekuatan Bending pada Komposit Bermatrik Polyester
Main Author: | Hore, Duran |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/157816/ |
Daftar Isi:
- Pohon lontar ( Borassus Flabellifer) merupakan salah satu jenis flora di Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal. Pangkal pelepah daun lontar memiliki serat yang belum banyak dikembangkan dari sisi teknik. Untuk itu dalam penelitian ini di gunakan serat pangkal pelepah lontar sebagai alternatif bahan penguat pembuatan komposit bermatrik polyester yang dapat bermanfaat untuk pembuatan interior cabin pesawat terbang, kursi kantor, dan juga untuk tangki air. Dengan demikian maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dan kekuatan bending material sesuai dengan aplikasi yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan pada komposit polyester yang diperkuat dengan serat pangkal pelepah lontar. Sebelum digunakan serat pangkal pelepah lontar diuji kekuatan tariknya dan diperoleh data sebesar 187,20 MPa. Kemudian dilakukan juga pengujian serat yang diberi perlakuan Alkali NaOH 5 % dan diperoleh kekuatan tarik maksimum adalah 234,60 MPa pada sampel dengan perlakuan selama 30 menit. Dengan data awal tersebut maka pembuatan sampel komposit menggunakan serat dengan perlakuan Alkali NaOH 5 % selama 30 menit. Variasi fraksi volume serat adalah dari 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 60%. Sampel uji tarik berdasarkan standart ASTM D638 dan sampel uji bending berdasarkan standart ASTM D790. Dari hasil pengujian diketahui bahwa kekuatan tarik komposit meningkat seiring dengan meningkatnya fraksi volume serat hingga 40% serat yaitu sebesar 72,59 MPa. Pada fraksi volume 50% serat dan 60% serat mengalami penurunan kekuatan tariknya yaitu masing-masing sebesar 56,89 MPa dan 48,07 MPa. Kekuatan bending komposit juga mengalami peningkatan hingga pada fraksi volume 60% serat dengan kekuatan bending maksimum yang terjadi sebesar 129,92 MPa.