Studi Komparasi Pengaruh Metode Ekstraksi Soxhletasi dan Microwave-Assisted Extraction terhadap Antioksidan Daun Jati (Tectona grandis)
Main Author: | Setiawan, Cynthia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/157801/ |
Daftar Isi:
- Daun Jati ( Tectona grandis ) merupakan daun dari pohon tropis yang banyak tumbuh di Indonesia. Diketahui daun Jati mengandung senyawa-senyawa fenolat yang memiliki potensi sebagai agen antioksidan alami. Aplikasi metode Microwave-Assisted Extraction (MAE) diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas ekstraksi antioksidan daun Jati. Tujuan penelitian ini adalah (1) membandingkan efektifitas dan efisiensi metode ekstraksi antioksidan daun Jati (soxhletasi dan MAE), serta (2) mengkarakterisasi dan mengidentifikasi senyawa antioksidan ekstrak daun Jati. Penelitian I menggunakan randomized block design dengan satu faktor, yaitu metode ekstraksi (soxhletasi dan MAE), dan pengulangan sebanyak tiga kali. Pada tahap I, ekstrak daun jati diuji menggunakan metode total fenol metode Folin-Ciocalteau , DPPH, FRAP, dan H2O2 radical scavenging . Perhitungan indeks efektifitas de Garmo digunakan untuk menentukan metode ekstraksi daun Jati terbaik. Penelitian II menggunakan metode deskriptif. Pada tahap II, ekstrak hasil perlakuan terbaik tahap I diidentifikasi menggunakan TLC dan FTIR. Penelitian I menunjukkan bahwa MAE memberikan aktivitas antioksidan lebih tinggi dibanding soxhletasi. Kuersitin telah diisolasi dari ekstrak daun Jati dan dipertimbangkan sebagai salah satu senyawa antioksidan daun Jati. Penelitian II menunjukkan bahwa MAE dan soxhletasi dapat mengekstrak kuersitin, konsentrasinya pada soxhletasi lebih rendah dibanding pada MAE. Panas iradiatif gelombang mikro membantu transfer massa senyawa fenol daun jati menuju pelarut sesuai polaritasnya. Inaktifasi polifenoloksidase daun Jati terjadi secara simultan dengan perusakan sel daun jati. Transfer massa soxhletasi difasilitasi oleh difusi pelarut ke sel pada permukaan daun Jati. Panas membantu memperlebar natural openings daun Jati. Perusakan sel tidak dapat terjadi secara menyeluruh pada daun Jati. Hidrolisis enzimatis senyawa fenol dimungkinkan terjadi selama soxhletasi. Hasil pengujian ekstrak perlakuan terbaik adalah sebagai berikut. Kadar totak fenol ekstrak adalah 858,111±6,834 μg GAE/ml ekstrak. Aktivitas pengikatan radikal DPPH ekstrak dan radikal H2O2 berturut-turut sebesar 10,614±0,242 μ g TE/ml ekstrak dan 55,207±3,607 μg AAE/ml ekstrak. Aktivitas donasi elektron sebesar 50,251±0,606 μg AAE/ml ekstrak. Nilai Rf isolat metode Kromatografi Lapis Tipis adalah 0,8 (Kuersitin). Serapan maksimum terhadap infra merah oleh kuersitin terjadi pada frekuensi 3448,72 cm −1 (O-H); 1666,49 cm −1 (C=O); 1635,64 cm −1 (C=C); 1388,75 cm −1 (C-OH); 1236,37 cm −1 (C-O-C). Kesimpulan penelitian ini adalah Microwave-Assisted Extraction (MAE) menghasilkan ekstrak daun Jati dengan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibanding metode soxhletasi. Kandungan antioksidan perlakuan MAE lebih tinggi dibanding soxhletasi. Kuersitin merupakan senyawa antioksidan dalam ekstrak daun jati yang teridentifikasi oleh KLT dan FTIR. Oleh karena itu, daun Jati memiliki potensi sebagai sumber antioksidan alami.