Potensi Serbuk Biji Kelor (Moringa Oleifera Lamk) dan Ekstrak Tanin Biji Kelor sebagai Koagulan Alami
Main Author: | UtamiP, Fadillah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/157782/ |
Daftar Isi:
- Lebih dari dua pertiga bagian dari seluruh permukaan bumi terisi oleh air, akan tetapi sebagian besar dari air tersebut tidak tergolong dalam kategori air bersih. Untuk menjadi air bersih/air minum, air permukaan harus melalui suatu proses. Pusat-pusat pengolahan air perkotaan atau municipal water treatment dengan skala besar mengolah air dengan cara menambahkan senyawa kimia penggumpal ( coagulants ). Penggunaan koagulan aluminium sulfat (tawas) maupun Poli Aluminium Clorida sudah sangat umum untuk meningkatkan kualitas air baku menjadi air bersih. Namun telah diketahui bahwa monomer koagulan anorganik bersifat merusak jaringan saraf dan karsinogenik (Katayon et al. 2006). Salah satu alternatif yang tersedia secara lokal adalah pengunaan koagulan alami dari tanaman yang dapat diperoleh di sekitar kita. Biji buah kelor merupakan polimer organik yang memiliki daya koagulan. Biji Kelor mengandung senyawa aktif yang punya reaktifitas yang tinggi dan bersifat polielektrolit. Sebagai polielektrolit, biji Kelor dapat digunakan untuk mengadsorpsi ion-ion logam terlarut. Karena sifatnya yang tidak beracun dan mudah terurai secara alami, sehingga biji kelor sangat potensial digunakan sebagai koagulan alami untuk meningkatkan kualitas air baku air minum (Sutherland,1994). Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol. Senyawa tanin ini banyak dijumpai pada tumbuhan (Hagerman,2011), dapat bereaksi dengan protein membentuk polimer yang tidak larut dalam air (Harborne,1987). Berdasarkan pengamatan Rao (2005) tanin yang dikandung dalam tanaman merupakan zat aktif yang menyebabkan proses koagulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis koagulan dan waktu pengendapan proses koagulasi dengan menggunakan serbuk biji kelor , serta efektifitasnya dalam meningkatkan kualitas air baku air minum dibandingkan dengan ekstrak tanin biji kelor, kaporit dan tawas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian faktorial. Sampel air diambil dari air sumur yang berada di daerah sumbersari kota Malang, air sungai Brantas daerah Betek kota Malang dan Air kran PDAM kota Malang. Biji Kelor sebagai koagulan alami diambil di daerah Madyopuro Kota Malang. Analisa kualitas air menggunakan parameter kekeruhan, kesadahan, logam Fe, Cu, Pb, Fosfat dan Nitrat. Analisa data dilakukan dengan membuat grafik antara dosis koagulan dan waktu pengendapan untuk tiap parameter. Pemilihan kondisi optimum dilakukan dengan metode statistik. Penentuan efektifitas koagulan dilakukan dengan membandingkan hasil analisa dengan koagulan kaporit dan tawas. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan serbuk biji kelor sebagai koagulan pada air baku air minum tiap 300 mL memberikan hasil yang positif pada sampel air yang berasal dari sungai dengan dosis koagulan sebesar 1667 mg/L dan waktu pengendapan 90 menit, air Sumur dosis koagulan optimum 1667 mg/L dan waktu pengendapan 60 menit, air PDAM dosis kogulan optimum 1000 mg/L dan waktu pengendapan 30 menit. Koagulan yang efektif meningkatkan kualitas air pada air Sumur adalah ekstrak tannin serbuk biji Kelor sebesar 44,60% , untuk air sungai adalah serbuk Biji kelor sebesar 67,17% dan untuk air PDAM adalah ekstrak tanin serbuk biji Kelor sebesar 55,32%.