Evaluasi Struktur Komunitas Herba Endemik dan Eksotik di Kebun Raya Purwodadi Berbasis Sistem Informasi Geografis

Main Author: Aryanti, Evy
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157765/
Daftar Isi:
  • Kebun Raya Purwodadi (KRP) memiliki tugas utama melakukan eksplorasi, konservasi ex situ , introduksi dan reintroduksi spesies tumbuhan dataran rendah kering khususnya Kawasan Timur Indonesia. Pertukaran biji dengan kebun raya di luar negeri selain meningkatkan diversitas genetis tumbuhan juga menyebabkan introduksi spesies eksotik ke KRP. Jika hal ini kurang terkendali maka dapat terjadi globalisasi biologis dan timbul penurunan kualitas lingkungan. Sementara itu, pengelolaan diversitas tumbuhan di KRP sampai saat ini masih memprioritaskan tumbuhan koleksi dengan menggunakan katalog dan peta digital sederhana. Oleh karena itu, untuk mempermudah pengelolaan koleksi diperlukan data spasial dalam bentuk peta digital berbasis SIG. Berdasarkan hal tersebut penelitian bertujuan menentukan diversitas, struktur komunitas dan kualitas diversitas herba tiap vak berbasis SIG serta memberikan rekomendasi pengelolaan herba di KRP sebagai hutan kota. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus dan sampling sistematis acak di tiap vak pada bulan Mei hingga November 2008 di KRP. Batasan herba yang diamati dalam penelitian ini seperti paku-pakuan, semaian bibit, epifit, tumbuhan menjalar dan merambat (Richards, 1998). Data diolah menggunakan MS. Excel untuk menentukan diversitas dan endemisme herba di tiap vak. Spesies yang berasal dari Phytoregion Malesia dianggap sebagai spesies endemik. Analisis klaster dilakukan menggunakan Minitab versi 13 untuk mengelompokan vak berdasarkan tujuh variabel yang digunakan yaitu kekayaan spesies, genera, famili, ordo, indeks diversitas dan derajat endemisme berdasarkan kerapatan, kerimbunan dan kekayaan spesies endemik. Selanjutnya data hasil analisis disajikan dalam bentuk data spasial menggunakan ArcMap SIG 8.3. Evaluasi pengelolaan diversitas herba sebagai hutan kota menggunakan Gap Analysis , Root Cause Analysis dan SWOT Analysis yang dijadikan rekomendasi perbaikan pengelolaan herba di KRP . Hasil penelitian menunjukkan bahwa herba di tiap vak KRP ditemukan memiliki kekayaan berkisar 39 – 521 spesies, 39 – 352 genera, 22 – 102 famili dan 19 – 50 ordo. Sedangkan indeks diversitas ditemukan sangat kecil dibandingkan dengan perdu atau pohon berkisar antara 0,14 – 2,55. Rumput eksotik liar Axonopus compressus dan Eulalia amaura masing-masing mendominasi di 16% vak dan 20% vak, sedangkan Panicum sp dominan di 8% vak KRP. Kualitas diversitas herba rendah ditunjukkan oleh derajat endemisme vegetasi herba, baik yang diperoleh dari kerapatan maupun kerimbunan kurang dari 50% di 64-74% vak. Hal ini menunjukkan indikasi globalisasi biologi vegetasi herba di KRP. Akan tetapi, derajat endemisme berdasar kekayaan spesies endemik telah mencapai 54-75% di sebagian besar (92%) vak. Keseluruhan vak di KRP dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, diukur dengan similaritas 80%. Vak kelompok I dan III dicirikan oleh variabel kekayaan taksa dan derajat endemisme yang tinggi. Sementara itu kelompok II dicirikan oleh variabel kekayaan taksa yang rendah dengan derajat endemisme yang tinggi. Potensi permasalahan pengelolaan herba sebagai komponen hutan kota adalah indeks diversitas dan derajat endemisme herba di KRP rendah (globalisasi biologi). Sementara itu, dampak negatif globalisasi biologis di KRP dapat diminimalkan dengan meningkatkan derajat endemisme herba, mengendalikan pertukaran spesies allien , meningkatkan eksplorasi tumbuhan endemik Indonesia serta melakukan karantina terlebih dahulu semua tumbuhan introduksi.