Pembuatan Kolom Monolith Penukar Anion Berbasis Metakrilat untuk Pemisahan DNA Termetilasi Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Main Author: Tasfiyati, ApriliaNur
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157704/
Daftar Isi:
  • DNA termetilasi adalah salah satu biomarker yang dapat digunakan untuk deteksi dini jenis penyakit tertentu. Pola DNA termetilasi pada gen-gen tertentu berkaitan erat dengan penyakit genetik, tumor, maupun berbagai jenis kanker. Oleh karena itu, pengembangan metode pemisahan dan deteksi DNA termetilasi secara cepat dan akurat menjadi hal yang sangat penting untuk dapat mengetahui gejala suatu penyakit sejak dini. Dalam penelitian ini teknologi monolith polimer organik akan dikembangkan sebagai kolom penukar anion lemah ( weak anion exchanger ) dalam kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) untuk pemisahan DNA termetilasi. DNA secara alami mempunyai gugus fosfat bermuatan negatif sehingga dapat terikat pada fasa diam bermuatan positif. Keunggulan metode KCKT dalam pemisahan DNA terutama terletak pada kepraktisannya. Monolith polimer organik yang dikembangkan pada penelitian ini berbasis metakrilat, yaitu poly-GMA(glisidil metakrilat)-co-EDMA(etilen dimetakrilat) yang disintesis secara in-situ pada kolom silicosteel (100 x 0,5 mm i.d) dengan keberadaan porogen (1-propanol, 1,4-butandiol, air) dan inisiator AIBN. Kolom silicosteel sebelumnya telah disilanasi dengan MAPS, untuk menjamin terjadinya ikatan kovalen antara monolith dengan dinding bagian dalam kolom. Proses sintesis polimer dilanjutkan dengan modifikasi gugus aktif menggunakan dietilamin untuk memberikan sifat penukar anion lemah. Monolith dibuat dalam beberapa variasi komposisi total monomer (%T) dan komposisi crosslinker (%C). %T dan %C merupakan faktor yang mempengaruhi porositas monolith, sehingga perlu diatur untuk mendapatkan porositas yang optimum. Dari hasil karakterisasi enam variasi kolom, monolith poly-(GMA-co-EDMA) dengan %T 40 dan %C 25 merupakan komposisi total monomer dan komposisi crosslinker yang ideal. Komposisi tersebut mempunyai kestabilan mekanis dan permeabilitas yang baik, molecular recognition sites yang memadai (ditandai dengan binding capacity yang mencapai 36 mg/mL), serta memiliki proporsi flow-through pore dan mesopores yang seimbang (37,2% dan 41,1%). Kolom monolith poly-(GMA-co-EDMA) dengan %T 40 dan %C 25 ini dapat memisahkan sampel DNA termetilasi dan sampel DNA yang lain (oligo(dT) 12-18 ). Hasil kromatogram memberikan profil puncak-puncak yang terpisah dengan resolusi baik, yaitu lebih dari 1,5.