Peran Endoglin dan Transforming Growth Factor-β pada Plasma dan Jaringan Plasenta Mencit Bunting yang Diinfeksi Plasmodium berghei dalam Kejadian Berat Badan Janin Rendah

Main Author: Sasmito, SujarotDwi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157676/
Daftar Isi:
  • Adanya ikatan antara Plasmodium dalam sel darah merah dengan reseptor chondroitin sulfate A (CSA) di plasenta akan mengakibatkan akumulasi dan sekuestrasi sel darah merah terinfeksi pada plasenta yang dikenal sebagai malaria plasenta. Hal ini dapat memicu proses inflamasi, disregulasi faktor-faktor angiogenesis dan menyebabkan kerusakan sel-sel plasenta. Kondisi ini bertanggung jawab terhadap berkurangnya pasokan nutrisi dan oksigen dari maternal ke fetus dan menyebabkan hipoksia yang akan menghambat pertumbuhan fetus dengan akibat pada berat badan janin rendah. Untuk mengkompensasi kurangnya aliran darah ini, maka proses angiogenesis akan dipicu dan melibatkan faktor pro dan anti-angiogenik. Salah satu faktor proangiogenik yang berperan penting yaitu Endoglin (Eng). Endoglin memiliki regio ekstra seluler yang dapat terpisah secara proteolitik (soluble Endoglin/ sEng). Endoglin meningkat selama angiogenesis dan memodulasi sinyaling TGF- β melalui interaksi dengan reseptor TGF- β tipe I dan III. sEng memiliki fungsi yang berkebalikan dengan Endoglin. sEng berikatan dengan TGF-β dan dapat menurunkan bioavailibilitas TGF-β terghadap reseptornya. Telah diketahui juga bahwa peningkatan sEng pada malaria plasenta berkaitan dengan kejadian berat badan lahir rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Endoglin dan TGF-β pada plasma dan plasenta terhadap kejadian berat badan janin rendah pada mencit bunting yang diinfeksi Plasmodium berghei. Penelitian ini dilakukan secara in vivo pada mencit Balb/C bunting normal dan mencit Balb/C bunting yang diinfeksi Pasmodium berghei. Metode penelitian ini adalah “True Experimental Design” dengan desain “Post Test only control group”. Sampel terdiri dari 8 ekor mencit Balb/C bunting (kelompok non-infeksi) dan 9 ekor mencit Balb/C bunting yang diinfeksi P. berghei (kelompok infeksi). Mencit diinfeksi P.berghei sebesar 1×106/ml darah secara intraperitonium pada hari ke-9 kebuntingan. Pada hari ke 18, mencit kontrol dan perlakuan dieuthanasia dan dilakukan pengambilan sampel berupa darah, plasenta dan janin. Sampel darah dilakukan dilakukan pemeriksaan ELISA untuk mengukur kadar sEng dan TGF-β, plasenta dibagi menjadi dua kelompok, disimpan di dalam larutan formalin untuk pemeriksaan ekspresi endoglin dengan metode imunohistokimia dan di-freeze untuk pemeriksaan kadar Endoglin dan TGF-β dengan metode ELISA. Janin dilakukan penimbangan berat badan sebagai indikator berat badan janin rendah. Pada uji Independent T-test di dapatkan hasil bahwa kadar Endoglin plasma dan Endoglin plasenta berbeda signifikan antara kelompok infeksi dibandingkan dengan kelompok non-infeksil (p=0,001; p=0,005). Ekspresi Endoglin plasenta yang diamati pada pengecatan imunohistokimia juga menunjukkan hasil yang lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol. (p=0,003). Berat badan janin kelompok perlakuan mengalami lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0,002) sedangkan kadar TGF-β baik pada plasenta maupun plasma tidak didapatkan perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok, meskipun viii kadar TGF-β plasma pada kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan. Dari uji korelasi Pearson kadar sEng dan TGF- β plasenta serta ekspresi endoglin plasenta memiliki hubungan negatif secara signifikan dengan berat badan janin mencit (p=0,01, r=-0,606; p= 0,017, r= -0,568; p=0,002, r=-0,694). Dari pengujian Structural Equation Modelling didapatkan bahwa kemampuan endoglin plasma,endoglin plasenta, TGF-β plasenta, TGF-β plasma dan parasitemia dalam menjelaskan terjadinya berat badan lahir pada mencit bunting yang diinfeksi P. berghei pada model konsep yang ada sebesar 75,4 % (R2= 0,754) Dapat disimpulkan bahwa infeksi P. berghei pada mencit bunting meningkatkan kadar sEng dan Endoglin plasenta. Kadar sEng dan TGF- β jaringan serta ekspesi endoglin plasenta mempengaruhi kejadian berat badan janin rendah.