Tomografi Geolistrik Daerah Sumber Air Panas Cangar Batu Komplek Arjuno-Welirang
Main Author: | Rakhmanto, Fajar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/157584/ |
Daftar Isi:
- Telah dilakukan penelitian tomografi geolistrik resistivitas pada daerah panas bumi sumber air panas Cangar komplek Arjuno-Welirang. Penelitian ini dilakukan dalam rangka mencari energi alternatif yang efisiean, ramah lingkungan dan menjanjikan untuk perkembangan masa depan. Sampai saat ini penelitian dalam upaya pencarian sumber panas bumi masih kurang maksimal sementara kebutuhan energi semakin meningkat. Panas bumi yang dihasilkan dari aktifitas gunung berapi pada umumnya ditandai dengan keluarnya fluida panas kepermukaan tanah baik berupa air panas maupun uap panas, sehingga langkah awal dalam menemukan sumber panas bumi pada daerah gunung berapi yaitu mencari sebaran fluida pembawa panas bumi tersebut, sehingga sumber dari panas yang dibawa oleh fluida tersebut dapat diketahui. Metode pendekatan dalam mencari fluida pembawa panas ini menggunakan geolistrik resistivitas, kerena metode tersebut efektif untuk membedakan batuan berdasarkan tingkat kejenuhan fluida yang mengisi didalam batuan. Mengingat didaerah jawa timur memiliki daerah berpotensi panas bumi, maka penelitian panas bumi kali ini dilakukan didaerah sumber air panas lereng gunung Arjuno – Welirang Desa Sumber Brantas Kota Batu. Untuk mengetahui lebih detail dari kondisi bawah permukaan daerah sumber panas bumi digunakan metode tomografi geolistrik resistivitas, atau disebut ERT (Electrical Resistance Tomography). Pada umumnya metode ERT menghasilkan pemodelan kondisi geologi bawah permukaan 2 dimensi atau 3 dimensi. Dalam menggambarkan pemodelan tersebut digunakan dua cara akusisi data, yaitu dengan VES (Vertical Electrical Sonding) dan Mapping. Untuk mengetahui kondisi bawah permukaan secara vertical lebih efektif menggunakan metode akuisisi VES (Vertical Electrical Sonding) namun dalam menentukan sebaran batuan secara horisontal lebih efektif dengan metode Mapping . Akusisi data dilakukan dengan 7 titik VES dan 4 lintasan Mapping terletak menyebar melingkupi sumber air panas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui arah sebaran fluida (air panas). Hasil dari pemodelan geolistrik resistivitas tersebut menunjukkan nilai resistivitas lapisan batuan pembawa fluida (air) panas mempunyai nilai 10 Ohm.meter, sementara lapisan pembawa fluida (air) pada umumnya mempunyai nilai resitivitas antara 10 – 100 Ohm.meter. Fluida panas tersebut berasal dari arah VES 4 dan VES 3 yang terletak di selatan dari sumber mata air panas dengan kedalaman akuifer air panas yaitu 24,7 meter dari permukaan tanah VES 3 yang diduga lapisan pasir dengan lapisan sumber panas berupa batuan lava pada kedalaman 34 meter. Hasil dari pemodelan Mapping yang terdiri dari 4 lintasan menunjukkan disekitar sumber mata air panas tedapat retakan/ crack yang diduga sebagai media aliran air panas untuk keluar kepermukaan tanah, tepatnya berada pada CANGAR_LINE1 . Dilihat dari kondisi geologi, daerah disekitar sumber air panas Cangar terdapat patahan akibat dari pertemuan batuan muda gunung api Arjuno – Welirang dengan batuan pegunungan tua Anjasmara. Diduga patahan inilah yang memicu timbulnya retakan/ crack dilokasi sumber air panas Cangar.