Sensor Zat Warna Rhodamin B Bermembran Polimer Campuran PVC (Polivinilklorida) - DOP (Dioktilftalat) dengan Kitosan sebagai Carrier

Main Author: Kurniati, Tuti
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157565/
Daftar Isi:
  • Rhodamin B merupakan senyawa sintesis yang memiliki warna merah cemerlang dan dijual dengan harga murah sehingga dimanfaatkan oleh para penjual makanan sebagai pewarna makanan, padahal pewarna ini bersifat karsinogenik (dapat menstimulir timbulnya kanker). Penggunaan rhodamin B yang tidak terkontrol dalam pangan jajanan dapat menjadi sumber resiko utama bagi kesehatan masyarakat. Peraturan tentang pelarangan penggunaan rhodamin B sebagai bahan pewarna pada makanan terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.772/Menkes/Per/IX/88. Penelitian ini bertujuan membuat sensor rhodamin B dengan berbasis pada metode Elektroda Selektif Ion (ESI). Kelebihan yang dimiliki oleh ESI yaitu mempunyai selektivitas dan sensitivitas yang cukup tinggi sehingga pada umumnya tidak memerlukan proses pemisahan terlebih dahulu. ESI adalah suatu sensor elektrokimia yang peka terhadap aktivitas ion larutan yang diukur yang ditandai dengan perubahan potensial secara reversible. Parameter dasar keberhasilan pembuatan sensor ini akan ditentukan oleh hasil proses karakterisasi dan validasi ESI yang dibuat, yang kemudian akan dibandingkan dengan metode spektrofotometer UV Vis. Konstruksi dari Elektroda Selektif Ion dibuat atas 3 bagian yaitu : a). Badan elektroda yang terbuat dari polimer polietilen, b) konduktor berupa kawat platina dengan, c) membran menggunakan bahan aktif kitosan berpendukung campuran PVC-DOP yang dilarutkan dalam THF dan d) kabel koaksial RG 58 sebagai penghubung ESI pada potensiometer. Tahapan awal penelitian meliputi pemilihan optimasi komposisi membrane dan analisa optimasi waktu perendaman. Optimasi komposisi membran dilakukan dengan membuat beberapa variasi pebandingan dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi membran yang menghasilkan pembacaan yang selektif dan sensitif. Perbandingan % berat Kitosan:PVC:DOP adalah (4:32:64 ; 4:34:62 ; 4:35:61 ; 5:34:61 ; 5:35:60 ; 6:35:59) dengan total keseluruhan berat membran adalah 1 gram dalam pelarut tetrahidrofuran (THF) dengan perbandingan 1:3 ( b / v ) yang dilapiskan pada kawat platina. Penentuan waktu perendaman optimum dilakukan dengan merendam membran ESI kedalam larutan RCOONa, dengan tujuan menjenuhkan membran dengan ion yang akan disensor. Membran direndam dalam larutan RCOONa 0,5 M dengan variasi waktu perendaman membran ESI selama 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70 dan 80 menit. Hasil yang diperoleh pada optimasi komposisi membran dan penentuan waktu perendaman optimum digunakan sebagai dasar pada tahap karakterisasi sifat dasar ESI yang meliputi pengukuran harga Nernst , rentang pengukuran, limit deteksi, waktu respon, dan life time. Uji pengaruh lingkungan dilakukan dengan mengevaluasi pengaruh pH dan ion asing menggunakan metode larutan tercampur dalam anion yaitu fosfat, klorida dan asetat. Validasi metode yang dilakukan dengan membandingkan kinerja metode ESI rhodamin B yang dibuat dengan metode standart spektrofotometer UV-Vis. Pengujian dilakukan terhadap sampel saos menggunakan uji korelasi regresi linear yang bertujuan untuk mengetahui akurasi dan presisi kedua metode. Metode statistika ini akan memberikan hasil hubungan kedua metode pada tingkat ketepatan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan komposisi optimum penyusun membrane diperoleh dengan perbandingan kitosan 4% : PVC 34% : DOP 62% dengan waktu perendaman optimum 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ESI yang dibuat menghasilkan karakteristik sifat dasar optimum dengan faktor Nernst 58,86±0,71 mV/dekade, rentang konsentrasi linier berkisar 10 -5 – 10 -1 M, batas deteksinya 5,78 ppm, waktu respon berkisar 30 detik dan memiliki usia pemakaian sampai 45 hari. Kinerja ESI rhodamin B bekerja maksimal pada pH 5 dan dipengaruhi oleh ion fosfat dan klorida. Untuk aplikasi digunakan sampel saos yang telah disaring. Berdasarkan uji t ( α = 0,05) diperoleh hasil bahwa metode ESI memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan metode spektrofotometri UV-Vis, ESI rhodamin B memiliki harga slope (b) sebesar 0,887 yang menunjukkan kepekaan ESI rhodamin B, dan harga intersep (a) sebesar 5,35 yang menunjukkan kesalahan ESI rhodamin B dalam pengukuran. Berdasarkan hasil ESI dapat menjadi metode alternatif pengukuran kadar rhodamin B pada makanan karena memiliki akurasi dan presisi yang tidak jauh berbeda dengan metoda spektrofotometri UV-Vis.