Pengembangan Metode Spektrofotometri untuk Penentuan Iodida Menggunakan Hidrogen Peroksida (H2O2) sebagai Oksidator

Main Author: Lema, AbnerTonu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157534/
Daftar Isi:
  • Iodium merupakan komponen utama hormon tiroksin (T4) dan hormon triiodotironin (T3) yang mengatur pertumbuhan, perkembangan dan metabolisme. Kekurangan iodium dapat menyebabkan kretinisme, gondok, gangguan mental, dan penurunan fungsi kognitif. Organ utama yang mengambil iodida adalah tiroid, kemudian masuk ke dalam peredaran darah dan diikat oleh kelenjar tiroid, dipakai sebagai bahan dasar pembentukan hormon tiroid dan masuk ke ginjal, kemudian diekskresikan ke dalam urin dalam bentuk iodida. Beberapa metode yang telah digunakan untuk penentuan iodida adalah metode kromatografi dan metode standar spektrofotometri. Kedua metode ini memiliki akurasi dan presisi yang tinggi namun membutuhkan tahapan analisis yang cukup kompleks, pereaksi yang sulit diperoleh dan biaya analisis yang relatif tinggi. Untuk mengatasi masalah ini maka diperlukan alternatif metode spektrofotometri, murah dan memiliki akurasi dan presisi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode spektrofotometri berdasarkan oksidasi iodida dengan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) untuk membentuk kompleks biru I2-amilum. Dalam penelitian ini, parameter yang dioptimasi adalah waktu pembentukan kompleks I2-amilum, waktu oksidasi iodida, pengaruh konsentrasi H 2 O 2 , H 2 SO 4 , amilum, dan penentuan liniearitas pengukuran menggunakan semua kondisi optimum, limit deteksi, limit kuantisasi, serta pengaruh ion pengganggu (Cl - , Br - , SCN - ). Validasi metode pada sampel sintetis dan sampel urin dilakukan dengan membandingkan hasilnya dengan menggunakan metode standar spektrofotometri yaitu leuco crystal violet (LCV). Penentuan panjang gelombang maksimum menggunakan larutan I2 yang direaksikan langsung dengan amilum serta dilakukan scanning pada panjang gelombang 400-750 nm. Waktu pembentukan kompleks dan waktu oksidasi iodida diamati pada 0 - 60 menit, pengaruh konsentrasi H 2 O 2 (10-3 - 2 M), H 2 SO 4 (5.10-3- 2 M) dan amilum (0,01 - 2 %). Sedangkan pengaruh ion Cl - , Br - dan SCN - (5 - 300 ppm). Hasil penelitian diperoleh panjang gelombang maksimum kompleks I2-amilum pada 611 nm dan kondisi optimum: waktu pembentukan kompleks dan waktu oksidasi iodida selama 10 menit, H 2 O 2 10 -1 M, H 2 SO 4 2,5.10 -2 M, amilum 0,1 %. Pada kondisi optimum, metode menunjukkan linearitas kurva 5 - 60 ppm dengan limit deteksi 0,62 dan limit kuantisasi 2,09 ppm. Metode ini tidak diganggu oleh klorida dan bromida sampai konsentrasi 100 ppm; sedangkan tiosianat mengganggu penentuan iodida pada konsentrasi 10 ppm. Uji validasi pada sampel sintetis menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata (uji t) antara hasil yang diperoleh dari metode yang dikembangkan dengan metode standar leuco crystal violet (LCV), dengan akurasi dan presisi (CV), masing-masing 95 % dan 3,64 %. Ketika metode diaplikasikan pada sampel urin diperoleh recovery 85,87 %. Metode yang dikembangkan ini dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk penentuan iodida pada urin penderita hipertiroid dan sampel lain dengan konsentrasi iodida 5 ppm.