Evaluasi Rute Angkutan Kota Berbasis Kebutuhan Pergerakan Masyarakat Dengan etode (Gis) Di Kota Malang

Main Author: Kurniawan, AchendriM
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157398/
Daftar Isi:
  • Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi di kota Malang dengan Laju pertumbuhan penduduk Kota Malang per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0,80 persen. Masalah angkutan umum di Kota Malang telah banyak mempengaruhi kegiatan kota, untuk mencegah timbulnya permasalahan angkutan umum yang lebih kompleks lagi, maka perlu kiranya diantisipasi sedini mungkin dengan “ Evaluasi Rute Angkutan Kota Berbasis Kebutuhan Pergerakan Masyarakat Dengan Metode ( ) Di Kota Malang” yang tepat di masa yang akan datang agar dapat memenuhi kebutuhan pergerakan masyarakat kota Malang sesuai dengan perkembangan kota. Luas wilayah kelurahan yang dilalui rute TST seluas 36,86 km 2 . Luas coverage area 25,41 km 2 . Luas coverage area bersih tanpa adanya overlapping seluas 11,68 km 2 . H asil overlay menunjukkan bahwa luas area yang belum terlayani seluas 11,45 km 2 . Mayoritas m asyarakat pada rute TST masih bersedia menggunakan angkot dengan jarak maksimal 2 00m. Luas wilayah kelurahan yang dilalui rute ABH seluas 21,325 km2 . Luas coverage area 19,12 km 2 . Luas coverage area bersih tanpa adanya overlapping seluas 0 km2. Sehingga hasil overlay menunjukkan bahwa luas area yang belum terlayani seluas 2,208 km2. Mayoritas m asyarakat pada rute ABH masih bersedia menggunakan angkot dengan jarak maksimal 10 0m . Luas wilayah kelurahan yang dilalui rute HM seluas 12,998 km 2 . Luas coverage area 11,87 km 2 . Luas coverage area bersih tanpa adanya overlapping seluas 1,496 km 2 . Sehingga hasil overlay menunjukkan bahwa luas area yang belum terlayani seluas 1,123 km 2 . Masyarakat pada rute HM masih bersedia menggunakan angkot dengan jarak maksimal 2 00m. Perlunya Penentuan Pelayanan dari kecamatan atau wilayah dengan penduduk padat . Penentuan pelayanan angkutan kota dari kecamatan potensial yang dimaksud disini adalah kecamatan yang termasuk dalam hirarki serta kepadatan yang cukup tinggi. Akan tetapi dikarenakan luas cakupan dari buffer atau jangkauan sesuai standar yang dilakukan tidak terlayani secara keseluruhan, maka dibangun suatu Analisa baru yang kaitannya untuk mengakomodasi terhadap tindakan penyelesaian permasalahan dengan menempatkan hasil output berupa wilayah yang kurang terlayani tersebut untuk direncanakan penempatan angkutan tipe kecil. Alternatif moda yang masuk kedalam kategori adalah moda yang memilki kapasitas angkut yang kecil hingga sedang. Adapun alternatif moda yang mungkin diterapkan untuk jalur feeder yaitu ojek atau becak. Adapun jalan yang memungkinkan sebagai demand yang belum terfasilitasi angkutan feeder antara lain: Jalan Sumpil Gang 2, Jalan parangtritis,Jalan Kaliurang barat,Jalan Krisno, Jalan Permadi. Jalan Bandulan Selatan, Jalan Bandulan barat, Jalan Bandulan gang 3 .