Analisis Sistem Pengendalian Biaya dan Waktu pada Proyek Pelebaran Jalan SP.3 Lempake – SP.3 Sambera Kalimantan Timur

Main Author: Prana, Edwar
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157377/
Daftar Isi:
  • Dalam penelitian ini, akan dianalisis pengendalian biaya (Cost control framework) pada salah satu proyek konstruksi jalan di Kalimantan Timur dengan menggunakan konsep nilai hasil (Earned Value Concept) dan konsep Work Break Down Structure. Sebagai objek studi adalah Proyek Pelebaran Jalan Sp.3 Lempake (Samarinda) – Sp.3 Sambera yang terletak di kota Samarinda, Kalimantan Timur. Adapun cara pemerolehan data primer melalui obsevasi dan wawancara secara langsung pada proyek sedangkan data sekunder berupa dokumen-dokumen proyek. Analisa Pelaksanaan Sistem Pengendalian Biaya (Cost Control Frame Work) Pada Proyek Kinerja biaya dan waktu dengan menggunakan Earned Value Concept yang ditinjau dari pelaporan minggu ke-25 CV bernilai Positif dan SV bernilai Negatif, hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan mengalami keterlambatan pekerjaan dari waktu rencana, namun biaya yang dikeluarkan masih dibawah biaya yang dianggarkan. Efisiensi penggunaan Sumber Dana dengan menggunakan Earned Value pada minggu ke-25 nilai CPI sebesar 1,11 dan SPI sebesar 0,93. Kinerja biaya menunjukkan kinerja yang baik Sedangkan untuk efisiensi kinerja berdasarkan waktu kurang baik karena mengalami keterlambatan dari waktu yang direncanakan. Prediksi biaya dan waktu penyelesaian proyek diperkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa dengan asumsi bahwa kecendrungan kinerja proyek akan tetap sampai dengan akhir proyek (ETC) adalah sebesar Rp.3,138,305,144.17 sedangkan perkiraan biaya yang dikeluarkan hinga proyek selesai (EAC) adalah sebesar = Rp. 9,871,988,500.07 yang berarti ada keuntungan atau masih dibawah rencana anggaran (PV) yaitu sebesar Rp. 10,968,876,111.19. Sedangkan perkiraan penyelesaian dari aspek jadual didapat perkiraan waktu penyelesaian pekerjaan (TE) dengan asumsi kecendrungan kinerja proyek tetap adalah 212 hari. Ini berarti proyek akan mengalami keterlambatan kurang lebih 14 hari dari waktu rencana 198 hari.