Inovasi Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Ketahanan Pangan.(Studi Pada Dinas Pangan Bidang Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan)

Main Author: Faturahman, BurhanudinMukhamad
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157233/
ctrlnum 157233
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/157233/</relation><title>Inovasi Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Ketahanan Pangan.(Studi Pada Dinas Pangan Bidang Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan).</title><creator>Faturahman, BurhanudinMukhamad</creator><subject>363.8 Food supply</subject><description> Upaya peningkatan ketahanan pangan menuntut inovasi dari pemerintah daerah dalam membuat cara-cara baru yang Iebih efektif dan efisien dalam meningkatan ketahanan pangan melalui penguatan Sistem Inovasi Daerah. Inovasi pemerintah daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Pacitan dilakukan melalui pengembangan umbi-umbian. Secara normatif Kabupaten Pacitan belum memiliki peraturan yang mengatur pengembangan umbi-umbian dan pengembangan umbi-umbian itu sendiri berasal dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif bertujuan membuat deskripsi yang sistematis faktual dan akurat serta memahami interaksi manusia berfokus pada prosesnya dari pada hasil. Selanjutnya analisis menggunakan model interaktif Miles, Huberman dan Saldana (2013) dengan tahapan kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan tanaman umbi-umbian selama ini di kecamatan Punung Kabupaten Pacitan masih sederhana dengan bentuk olahan yang paling dominan yaitu keripik. Bahan baku pengolahan umbi-umbian diperoleh dari hasil panen warga sendiri dan sebagian diambil dari hasil panen warga sekitar. Pengolahan jenis umbi lainnya masih belum dilakukan karena selama ini pengolahan paling banyak dilakukan jenis ubi kayu. Pemanfaatan tanaman tersebut digunakan untuk konsumsi bahan makan balk untuk dikunsumsi secara pribadi maupun untuk dijual. Pemasaran hasil panen umbi-umbian mengalami kesulitan karena harga jual tidak menguntungkan petani. Pemasaran sebagian besar dilakukan di sekitar desa. Inovasi pemerintah daerah dalam pengembangan umbi-umbian dilakukan dengan membuat demplot khusus penanaman umbi-umbian berlokasi di pemukiman yang dekat dengan penduduk agar masyarakat mau meniru dan mengembangkan umbi-umbian. Himbauan menggerakkan pengembangan serta budaya konsumsi oangan umbi-umbian di Kantor Ketahanan Pangan merupakan upaya yang telah dilakukan untuk mewujudkan keragaman konsumsi pangan di daerah. Kebijakan pengembangan umbi-umbian dilaksanakan di Kecamatan Punung dengan membentuk kelompok PKK untuk mengolah umbi-umbian serta membuat demplot khusus penanaman umbi-umbian di masing-masing desa. Dari empat desa yang dibentuk kelompok PKK, hanya Desa Bomo yang belum membentuk Kelompok PKK dan belum memiliki demplot khusus karena waktu bertani yang berbeda-beda sehingga sulit untuk diajak berkumpul dan pihak desa belum menyediakan demplot khusus penanaman umbi-umbian. Aktor yang terlibat dalam pengembangan umbi-umbian yaitu Kantor Ketahanan Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan terkait penyediaan data, tenaga pendamping desa, tim penggerak kelompok PKK desa, dan industri pengolahan rumah tangga. Tumpang tindih penanganan umbi-umbian terdapat di Kantor Ketahanan Pangan dan Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan yang bersifat prioritas daerah dan prioritas dari pusat. lnovasi pengembangan umbi-umbian belum memberikan dampak yang signifikan bagi pendapatan warga karena pengolahan masih dalam hasil produk yang sederhana dan belum bervariasi. Pelatihan oleh tenaga pendamping masih dirasa kurang untuk memanfaatkan bantuan alat pengolahan umbi-umbian. Model pengembangan umbi-umbian di Kabupaten Pacitan secara topdown dari pihak Provinsi beserta alat bantuan pengolahan umbi juga berasal dari Provinsi. Desa pengembangan membentuk kelompok PKK untuk mengolah umbi-umbian sehingga model pengembangan yang disarankan oleh peneliti yaitu model pengembangan kelembagaan dengan memperkuat kelembagaan yang ada dip edesaan dan memperjelas mekanisme pengembangan umbi-umbian di tingkat Organisasi Perangkat Daerah &#xD; </description><date>2017-02-21</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><identifier> Faturahman, BurhanudinMukhamad (2017) Inovasi Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Ketahanan Pangan.(Studi Pada Dinas Pangan Bidang Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan). Magister thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>TES/363.8/FAT/i/2017/041703131</relation><recordID>157233</recordID></dc>
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
author Faturahman, BurhanudinMukhamad
title Inovasi Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Ketahanan Pangan.(Studi Pada Dinas Pangan Bidang Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan)
publishDate 2017
topic 363.8 Food supply
url http://repository.ub.ac.id/157233/
contents Upaya peningkatan ketahanan pangan menuntut inovasi dari pemerintah daerah dalam membuat cara-cara baru yang Iebih efektif dan efisien dalam meningkatan ketahanan pangan melalui penguatan Sistem Inovasi Daerah. Inovasi pemerintah daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Pacitan dilakukan melalui pengembangan umbi-umbian. Secara normatif Kabupaten Pacitan belum memiliki peraturan yang mengatur pengembangan umbi-umbian dan pengembangan umbi-umbian itu sendiri berasal dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif bertujuan membuat deskripsi yang sistematis faktual dan akurat serta memahami interaksi manusia berfokus pada prosesnya dari pada hasil. Selanjutnya analisis menggunakan model interaktif Miles, Huberman dan Saldana (2013) dengan tahapan kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan tanaman umbi-umbian selama ini di kecamatan Punung Kabupaten Pacitan masih sederhana dengan bentuk olahan yang paling dominan yaitu keripik. Bahan baku pengolahan umbi-umbian diperoleh dari hasil panen warga sendiri dan sebagian diambil dari hasil panen warga sekitar. Pengolahan jenis umbi lainnya masih belum dilakukan karena selama ini pengolahan paling banyak dilakukan jenis ubi kayu. Pemanfaatan tanaman tersebut digunakan untuk konsumsi bahan makan balk untuk dikunsumsi secara pribadi maupun untuk dijual. Pemasaran hasil panen umbi-umbian mengalami kesulitan karena harga jual tidak menguntungkan petani. Pemasaran sebagian besar dilakukan di sekitar desa. Inovasi pemerintah daerah dalam pengembangan umbi-umbian dilakukan dengan membuat demplot khusus penanaman umbi-umbian berlokasi di pemukiman yang dekat dengan penduduk agar masyarakat mau meniru dan mengembangkan umbi-umbian. Himbauan menggerakkan pengembangan serta budaya konsumsi oangan umbi-umbian di Kantor Ketahanan Pangan merupakan upaya yang telah dilakukan untuk mewujudkan keragaman konsumsi pangan di daerah. Kebijakan pengembangan umbi-umbian dilaksanakan di Kecamatan Punung dengan membentuk kelompok PKK untuk mengolah umbi-umbian serta membuat demplot khusus penanaman umbi-umbian di masing-masing desa. Dari empat desa yang dibentuk kelompok PKK, hanya Desa Bomo yang belum membentuk Kelompok PKK dan belum memiliki demplot khusus karena waktu bertani yang berbeda-beda sehingga sulit untuk diajak berkumpul dan pihak desa belum menyediakan demplot khusus penanaman umbi-umbian. Aktor yang terlibat dalam pengembangan umbi-umbian yaitu Kantor Ketahanan Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan terkait penyediaan data, tenaga pendamping desa, tim penggerak kelompok PKK desa, dan industri pengolahan rumah tangga. Tumpang tindih penanganan umbi-umbian terdapat di Kantor Ketahanan Pangan dan Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan yang bersifat prioritas daerah dan prioritas dari pusat. lnovasi pengembangan umbi-umbian belum memberikan dampak yang signifikan bagi pendapatan warga karena pengolahan masih dalam hasil produk yang sederhana dan belum bervariasi. Pelatihan oleh tenaga pendamping masih dirasa kurang untuk memanfaatkan bantuan alat pengolahan umbi-umbian. Model pengembangan umbi-umbian di Kabupaten Pacitan secara topdown dari pihak Provinsi beserta alat bantuan pengolahan umbi juga berasal dari Provinsi. Desa pengembangan membentuk kelompok PKK untuk mengolah umbi-umbian sehingga model pengembangan yang disarankan oleh peneliti yaitu model pengembangan kelembagaan dengan memperkuat kelembagaan yang ada dip edesaan dan memperjelas mekanisme pengembangan umbi-umbian di tingkat Organisasi Perangkat Daerah
id IOS4666.157233
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-28T05:05:15Z
last_indexed 2021-10-28T07:42:54Z
recordtype dc
_version_ 1751454392231395328
score 17.538404